Demi Ukraina, Jepang Kaji Kemungkinan Mengirim Senjata ke Daerah Konflik

Reporter

Antara

Senin, 27 Maret 2023 18:30 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 21 Maret 2023. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang dan mitra koalisi Partai Komeito mulai meninjau pedoman pengiriman peralatan pertahanan ke luar negeri demi Ukraina, sebelum membahas tuntas soal ini Mei mendatang. Hal ini diungkapkan laman Yomiuri Shimbun pada Senin 27 Maret 2023.

Tata cara atau pedoman itu merupakan aturan bagaimana menerapkan "Tiga Prinsip Pengalihan Alat Pertahanan dan Teknologi" ke luar negeri, kata harian Jepang itu, mengutip pejabat pemerintah dan partai koalisi yang berkuasa.

Langkah ini ditempuh Jepang setelah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memperbesar dukungan militer kepada Ukraina dalam melawan Rusia.

Berdasarkan pedoman yang saat ini berlaku, Jepang hanya bisa mengalihkan aset-aset pertahanannya ke negara-negara yang terikat hubungan keamanan dengan Jepang. Itu pun terbatas pada fungsi penyelamatan, transportasi, kewaspadaan, pengawasan, dan menjinakkan ranjau.

Oleh sebab itu, tidak seperti negara-negara Barat dan sekutu lainnya, Jepang tak bisa mengerahkan alat tempur ke Ukraina. Undang-Undang Pasukan Bela Diri Jepang hanya membolehkan negara itu mengirimkan barang-barang bekas ke daerah perang, bukan senjata atau amunisi.

Advertising
Advertising

"Pengalihan wahana pertahanan adalah sarana politik penting guna memberikan bantuan dan sebagainya kepada negara yang sedang diduduki," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers Jumat pekan lalu.

Menurut Yomiuri Shimbun, AS telah menyatakan akan mengirimkan ke Ukraina tank tempur M1 Abrams, yang disebut-sebut sebagai tank tempur paling tangguh di dunia. Sementara itu, Jerman berjanji memasok Ukraina dengan tank canggih Leopard 2.

Jepang, yang terikat dengan aliansi pertahanan dengan Barat tetapi dibatasi oleh UU Pasukan Bela Diri, hanya bisa mengirimkan barang-barang semacam rompi anti peluru dan helm.

Pada Selasa pekan lalu, Perdana Menteri Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev. Di sana, Kishida berjanji memberikan bantuan peralatan pertahanan senilai US$30 juta untuk Ukraina melalui kerangka dana Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun, bantuan ini tak boleh berupa senjata mematikan.

Untuk membahas masalah ini, partai-partai yang berkuasa di Jepang bakal membahas ketentuan pedoman yang merujuk UU Pasukan Bela Diri Jepang itu, yang salah satunya adalah kemungkinan memberikan bantuan berupa senjata.

Menurut sejumlah media Barat seperti Sky News, Ukraina saat ini tengah menyiarkan operasi serangan balasan dengan mengandalkan alat-alat tempur yang dikirimkan negara-negara Barat. Rusia sendiri kabarnya sudah bersiap menghadapi serangan balik Ukraina yang disebut dengan "ofensif musim semi" tersebut.

Pilihan Editor: PM Jepang Keliling Situs Pembantaian Bucha, Tunjukkan Solidaritas bagi Ukraina

ANTARA

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

1 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

5 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

7 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

11 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

13 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

2 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya