Regulator Keuangan Swiss: Credit Suisse Berpotensi Kena Tindakan Disipliner

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 27 Maret 2023 08:00 WIB

Sebuah logo cabang bank Credit Suisse di Bern, Swiss 4 April 2017. [REUTERS / Denis Balibouse]

TEMPO.CO, Jakarta - Regulator keuangan Swiss FINMA mengatakan sedang mempertimbangkan apakah akan mengambil tindakan disipliner terhadap manajer Credit Suisse setelah bank terbesar kedua di Swiss harus diselamatkan minggu lalu oleh UBS Bank.

Presiden FINMA Marlene Amstad mengatakan kepada surat kabar Swiss NZZ am Sonntag bahwa "masih terbuka" proses baru dimulai, tetapi fokus utama regulator adalah pada "fase transisi integrasi" dan "menjaga stabilitas keuangan".

UBS setuju untuk membeli Credit Suisse seharga 3 miliar franc Swiss (sekitar Rp 49 triliun) dalam bentuk saham seminggu yang lalu dan menanggung kerugian hingga 5 miliar franc dalam merger yang direkayasa oleh otoritas Swiss selama periode gejolak pasar di perbankan global.

Credit Suisse, Minggu, 26 Maret 2023, menolak mengomentari komentar Presiden FINMA ketika dimintai tanggapan oleh Reuters.

Ditanya apakah FINMA sedang mempertimbangkan untuk meminta pertanggungjawaban manajer Credit Suisse saat ini atas runtuhnya bank terbesar kedua di Swiss, Amstad mengatakan sedang "menjajaki opsi itu".

Advertising
Advertising

"CS memiliki masalah budaya yang diterjemahkan menjadi kurang tanggung jawab," kata Amstad seperti dikutip oleh NZZ, menambahkan: "Banyak kesalahan yang dibuat selama beberapa tahun".

FINMA telah melakukan enam "proses penegakan" publik terhadap Credit Suisse dalam beberapa tahun terakhir, kata Amstad.

"Kami telah mengintervensi dan menggunakan instrumen terkuat kami," katanya tentang langkah sebelumnya.

Amstad juga membela keputusan Swiss untuk menghapus 16 miliar franc Swiss utang dari Additional Tier 1 (AT1) Credit Suisse, menjadi nol sebagai bagian dari merger penyelamatan yang terpaksa.

"Instrumen AT1 secara kontrak menyatakan bahwa utang itu akan dihapuskan sepenuhnya jika terjadi peristiwa pemicu, khususnya pemberian dukungan pemerintah yang luar biasa," kata Amstad.

Dalam wawancara terpisah dengan surat kabar Swiss SonntagsZeitung, CEO FINMA Urban Angehrn membela perannya dalam berurusan dengan Credit Suisse sebelum pengambilalihan.

"Kami melakukan intervensi secara konsisten dalam kasus-kasus ini, menggunakan instrumen kami, dan itu berpengaruh," katanya. "Kami tidak menjalankan bank, tanggung jawab itu ada pada dewan direksi dan manajemen bank."

Angehrn juga mengatakan ada diskusi terbuka tentang perluasan kompetensi FINMA, seperti kemampuannya mengeluarkan denda, yang meski memiliki "instrumen tajam" saat ini tidak dimiliki.

"Kami tidak memiliki "rezim manajer senior", yang dapat membantu masalah tanggung jawab manajer, dan FINMA terbatas dalam mengkomunikasikan kasus."

REUTERS

Pilihan Editor: Palestina Menuduh Pemukim Israel Membakar Rumah di Tepi Barat

Berita terkait

Penjelasan Bank Indonesia Soal Dampak Permasalahan Perbankan Global ke ASEAN

28 Maret 2023

Penjelasan Bank Indonesia Soal Dampak Permasalahan Perbankan Global ke ASEAN

Bank Indonesia mengatakan negara-negara ASEAN akan melihat dampak limpahan (spillover) dari permasalahan perbankan global saat ini terjadi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Seiring Kekhawatiran Pasar terhadap Krisis Perbankan

27 Maret 2023

Rupiah Melemah Seiring Kekhawatiran Pasar terhadap Krisis Perbankan

Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan Senin melemah seiring kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan.

Baca Selengkapnya

Investor Cemas dengan Kondisi Perbankan, Saham Deutsche Bank Anjlok

25 Maret 2023

Investor Cemas dengan Kondisi Perbankan, Saham Deutsche Bank Anjlok

Para analis menyatakan ada perbedaan besar antara Credit Suisse AG- dan Deutsche Bank dari segi fundamental dan profitabilitas.

Baca Selengkapnya

Analis Prediksi Harga Minyak Dunia Menguat, Ini Penyebabnya

22 Maret 2023

Analis Prediksi Harga Minyak Dunia Menguat, Ini Penyebabnya

Harga minyak naik lebih tinggi pada Selasa, 21 Maret 2023, didorong oleh prospek jangka pendek yang membaik untuk sektor perbankan.

Baca Selengkapnya

Analis Prediksi Harga Emas Dunia Melemah, Ini Penyebabnya

21 Maret 2023

Analis Prediksi Harga Emas Dunia Melemah, Ini Penyebabnya

Analis memprediksi harga emas bakal melemah di rentang USD 1.942 hingga USD 2.000,10 per troyo unce, dalam perdagangan Selasa, 21 Maret 2023

Baca Selengkapnya

Terkini: Ekonom Ingatkan Bank Kecil Waspada Lantaran Credit Suisse di Ambang Krisis, Ribut-ribut Gaji Buruh Dipotong 25 Persen

20 Maret 2023

Terkini: Ekonom Ingatkan Bank Kecil Waspada Lantaran Credit Suisse di Ambang Krisis, Ribut-ribut Gaji Buruh Dipotong 25 Persen

Credit Suisse, berada di ambang krisis. Ekonom Indef ingatkan perbankan yang relatif kecil dan bank digital perlu waspada.

Baca Selengkapnya

Credit Suisse di Ambang Krisis, Ekonom Sebut Perbankan Kecil dan Digital Perlu Waspada

20 Maret 2023

Credit Suisse di Ambang Krisis, Ekonom Sebut Perbankan Kecil dan Digital Perlu Waspada

Bank investasi asal Swiss, Credit Suisse berada di ambang krisis. Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance atau Indef, M Rizal Taufikurahman menyebut perbankan yang relatif kecil dan bank digital perlu waspada.

Baca Selengkapnya

Mengalami Krisis, Simak Profil Credit Suisse

17 Maret 2023

Mengalami Krisis, Simak Profil Credit Suisse

Dua bank regional di Amerika Serikat yaitu Silicon Valley Bank dan Signature Bank yang mengalami kebangkrutan ternyata turut menyeret Credit Suisse

Baca Selengkapnya

Menkeu AS, Janet Yellen: Sistem Perbankan AS Masih Tetap Sehat

16 Maret 2023

Menkeu AS, Janet Yellen: Sistem Perbankan AS Masih Tetap Sehat

Janet Yellen mengatakan sistem perbankan AS masih tetap sehat dan orang Amerika dapat merasa yakin bahwa simpanan mereka tersedia saat dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Silicon Valley Bank di Amerika Kolaps, Ekonom Indef: Dampak Secara Langsung ke RI Kecil

16 Maret 2023

Silicon Valley Bank di Amerika Kolaps, Ekonom Indef: Dampak Secara Langsung ke RI Kecil

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menjelaskan dampak Silicon Valley Bank (SVB) Amerika Serikat yang kolaps terhadap Indonesia.

Baca Selengkapnya