Xi Jinping dan Putin Ingin Bentuk Tatanan Dunia Baru, Tidak Ada Perdamaian di Ukraina

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 22 Maret 2023 17:44 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri resepsi di Kremlin di Moskow, Rusia, 21 Maret 2023. Sputnik/Pavel Byrkin/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin satu pandangan mengenai tujuan mereka untuk membentuk tatanan dunia baru. Lawatan tiga hari pemimpin Beijing ke Moskow yang berakhir pada Rabu, 22 Maret 2023, belum mendorong berakhirnya perang Rusia di Ukraina.

Xi, selama kunjungannya, menunjukkan solidaritas yang kuat dengan Putin melawan Barat. Walaupun, dia hampir tidak menyebutkan konflik Ukraina dan pada Selasa menegaskan bahwa Cina memiliki "posisi yang tidak memihak". Tidak ada tanda-tanda upaya Xi untuk memainkan peran sebagai pembawa damai membuahkan hasil.

Namun, saat Xi hendak pulang, dia memberi tahu Putin bahwa saat ini ada perubahan yang belum pernah terjadi dalam 100 tahun. “Saat kita bersama, kita mendorong perubahan ini,” katanya.

"Saya setuju," kata Putin, yang ditanggapi Xi: "Tolong jaga dirimu baik-baik, teman."

Kremlin menyebut anjangsana Xi ke Moskow sebagai unjuk dukungan dari sahabatnya yang paling kuat. Lawatan itu menampilkan kemegahan dan upacara yang dipentaskan dengan hati-hati, tetapi tontonan itu juga ditandai dengan banyak kedekatan hubungan antara kedua otokrat tersebut.

Advertising
Advertising

Xi dan Putin menyebut satu sama lain sebagai teman baik. Keduanya menjanjikan kerja sama ekonomi, dan menggambarkan hubungan negara mereka sebagai yang terbaik yang pernah ada.

"Mereka (para pemimpin) berbagi pandangan bahwa hubungan ini telah jauh melampaui lingkup bilateral dan menjadi sangat penting bagi lanskap global dan masa depan umat manusia," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Cina.

Sementara, Putin melalui situs web Kremlin mengatakan, Rusia bekerja dalam solidaritas untuk pembentukan tatanan dunia multipolar yang lebih adil dan demokratis. Prinsip itu menurut Putin harus didasarkan pada peran sentral PBB, Dewan Keamanannya, hukum internasional, tujuan dan prinsip-prinsip dari Piagam PBB.

Mengomentari pertemuan Xi-Putin, Gedung Putih mengatakan posisi Cina tidak memihak. Washington mendesak Beijing untuk menekan Rusia agar menarik diri dari wilayah kedaulatan Ukraina untuk mengakhiri konflik terbesar Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Semalam, ketika Xi berada di Moskow, pasukan Rusia melancarkan "serangan udara besar-besaran". Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Rabu mengatakan, Rusia menembakkan 21 drone Shahed-136..

Saat Xi bersiap untuk meninggalkan Moskow, sirene serangan udara meraung di ibu kota Ukraina, Kyiv, dan di utara dan timur Ukraina. Ada laporan serangan pesawat tak berawak, tetapi tidak ada kerusakan besar.

<!--more-->Kompak Tuding Barat Biang Kerok

Dalam pernyataan bersama sebelumnya, Xi dan Putin menuduh Barat merusak stabilitas global. NATO dianggap menerobos masuk ke kawasan Asia-Pasifik. Namun, keduanya menegaskan kemitraan erat antara Cina dan Rusia bukan merupakan "aliansi militer-politik."

Mengenai Ukraina, Putin memuji Xi atas rencana perdamaian yang dia usulkan bulan lalu, dan menyalahkan Kyiv dan Barat karena menolaknya. Barat melihat rencana perdamaian Cina sebagai cara untuk mengulur waktu bagi Putin untuk menyusun kembali pasukannya dan memperkuat cengkeramannya di tanah yang diduduki.

Inisiatif Cina untuk perdamaian Ukraina berisi 12 butir itu, tidak memiliki perincian spesifik tentang bagaimana mengakhiri perang berdarah selama setahun. Invasi Rusia ke Ukraina telah merenggut puluhan ribu nyawa dan memaksa jutaan orang melarikan diri.

Barat telah berusaha untuk mengisolasi Rusia melalui sanksi global dan Putin menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Cina belum mendukung langkah apa pun dan Barat khawatir hal itu dapat membantu mempersenjatai Rusia dalam konfliknya, yang dibantah oleh Beijing.

Ketika Xi dan Putin mengakhiri pembicaraan mereka pada Selasa, Dana Moneter Internasional mengumumkan kesepakatan awal dengan Kyiv mengenai paket pinjaman empat tahun sekitar $15,6 miliar atau sekitar Rp 238 triliun ke negara yang hancur itu.

Secara terpisah, Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan mengumumkan, Amerika Serikat bermaksud untuk mempercepat pengiriman 31 tank tempur Abrams ke Ukraina hingga musim gugur.

Kyiv telah menuntut tank serta perangkat keras militer Barat lainnya yang canggih karena konflik telah melambat menjadi perang gesekan. Kedua belah pihak menderita kerugian besar.

REUTERS

Pilihan Editor: Marcos Jr Tambah 4 Pangkalan Militer Baru AS di Filipina, Lokasinya Tersebar

Berita terkait

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

2 hari lalu

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

ICC didirikan untuk mengadili kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan kejahatan agresi.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

8 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

8 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

9 hari lalu

Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan beberapa negara ke ICC atas genosida Gaza, Palestina. Berikut pemimpin dunia pernah diadili ICC?

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

10 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

11 hari lalu

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

Luhut menjamin hubungan Indonesia-Cina akan semakin kuat pada periode pemerintahan berikutnya. Ada beberapa proyek kerjasama yang akan dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

14 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya