Puluhan Perempuan Pengusaha Afghanistan Cari Peluang Pasar Asing

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 18 Maret 2023 07:00 WIB

Perempuan Afghanistan meneriakkan slogan sebagai protes terhadap penutupan universitas bagi perempuan oleh Taliban di Kabul, Afghanistan, 22 Desember 2022. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan perempuan pengusaha Afghanistan mengambil bagian dalam sebuah pameran di Dubai pekan ini untuk mempromosikan karpet-karpet, perhiasan, buah-buahan kering dan barang-barang kerajinan tangan lainnya sebagai bagian untuk mendapatkan akses pasar internasional setelah opsi pekerjaan untuk para perempuan menyusut di Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.Demikian dilaporkan Reuters, Jumat 17 Maret 2023.

Pameran tiga hari, yang digelar di Dubai dan didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP), dibuka pada Kamis dan menampilkan usaha yang dijalankan 26 perempuan Afghanistan.

Karena visa dan pembatasan perjalanan, kebanyakan pemilik bisnis bergabung via tautan video dari ibukota Afghanistan, di mana mereka mengatakan beberaapa pembatasan atas perempuan dalam kehidupan publik juga ekonomi negara yang sulit menjadi penghalang usaha mereka.

Rayhana Karim, dari Kamar Dagang Perempuan Afghanistan, menghadiri acara di Dubai. Ia mengatakan mereka sedang bekerja menciptakan sebuah merek untuk produk-produk, dan memberi label “Made by Afghan Women", untuk menjangkau konsumen luar negeri untuk mendukung hak-hak perempuan.

"Konsumen akhir di Eropa, Amerika Serikat, dan UEA, mereka ingin mendukung perempuan Afghanistan, kami perlu memberi mereka kesempatan," kata Karim kepada Reuters.

Advertising
Advertising

“Anda mendukung seorang perempuan Afghan ketika membeli sebuah produk berkualitas... dan Anda memungkinkan dia untuk berdiri di kedua kakinya sendiri, untuk meraih kemandirian keuangan dan untuk mulai memiliki kursi di meja.”

Organisasi Buruh Internasional baru-baru ini memperkirakan 25% pekerjaan perempuan telah menghilang sejak Taliban mengambil alih pemerintahan begitu pasukan asing menarik diri pada 2021. Banyak perempuan, kata mereka, telah beralih ke bisnis berbasis rumahan, yang menghentikan angka perempuan pengusaha turun lebih jauh.

Perekonomian negara sangat terhambat setelah pemerintah asing membekukan aset bank sentral dan memberlakukan sanksi terhadap sektor perbankan.

Pemerintahan Taliban telah melarang banyak perempuan pekerja LSM dan kementerian Taliban tidak mengizinkan perempuan bekerja di kantor mereka. Beberapa, termasuk penjabat menteri perdagangan Taliban, mengatakan mereka mendukung usaha yang dipimpin perempuan.

Perempuan pengusaha yang terlibat dalam pameran itu mengatakan mereka tidak akan menyerah.

“Kami kehilangan harapan ketika Afghanistan runtuh ... tetapi para perempuan Afghan adalah para pejuang, kami akan berusaha dan berjuang. Kami tidak pernah membiarkan kehilangan bisnis kami terjadi,” kata Ziagul Jahani, yang memproduksi kain-kain dan karpet-karpet buatan tangan dari provinsi Parwan tengah.

REUTERS

Pilihan Editor: Kremlin: Ukraina Secara Ilegal Menyerang Gereja Ortodoks

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

4 hari lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

5 hari lalu

6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

Dubai memiliki banyak pilihan untuk backpacker atau wisatawan dengan budget terbatas. Bahkan, banyak spot turis yang bisa dinikmati secara gratis.

Baca Selengkapnya

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

5 hari lalu

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE

Baca Selengkapnya

Lay Zhang Meluncurkan Video Musik Psychic

5 hari lalu

Lay Zhang Meluncurkan Video Musik Psychic

Lay EXO atau Lay Zhang telah merilis video musik solo terbaru Psychic di saluran YouTube. Video berlatar pemandangan di Dubai

Baca Selengkapnya

Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

6 hari lalu

Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

Bandara Internasional Al Maktoum akan menggantikan Bandara Internasional Dubai yang masih beroperasi saat ini

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya