Korban Tewas Akibat Topan Freddy Telah Melampaui 300 Orang

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 16 Maret 2023 20:51 WIB

Cabang-cabang pohon bergoyang saat topan Freddy menerjang, di Quelimane, Zambezia, Mozambik, 12 Maret 2023. UNICEF Mozambik/2023/Alfredo Zuniga/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat Topan Freddy di beberapa negara Afrika telah melampaui 300 orang hingga Kamis, 16 Maret 2023. Pihak berwenang di Mozambik membutuhkan waktu beberapa hari untuk menghitung nilai kerusakan dan korban jiwa.

Badai melanda Afrika bagian selatan selama akhir pekan untuk kedua kalinya setelah pertama kali mendarat pada akhir Februari lalu. Ini adalah salah satu siklon tropis terlama yang pernah tercatat dan salah satu yang paling mematikan di Afrika dalam beberapa tahun terakhir.

Sedikitnya 53 orang tewas di Provinsi Zambezia, Mozambik, kata pihak berwenang pada Rabu malam, lebih dari dua kali lipat jumlah sebelumnya. PBB dan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah.

Malawi telah melaporkan 225 orang tewas sejauh ini, dengan ratusan lainnya luka-luka dan beberapa masih hilang. Topan tersebut menewaskan sekitar 27 orang di Madagaskar dan Mozambik sebelum menerjang Mozambik untuk kedua kalinya.

Hujan yang terus berlanjut dan pemadaman listrik telah menghambat upaya pencarian dan penyelamatan pekan ini karena badai menyebabkan banjir parah, menyapu jalan dan meninggalkan mayat serta rumah terkubur lumpur.

Advertising
Advertising

Seperti dilansir Reuters, di Desa Mtauchira, Malawi selatan, enam pria membawa peti mati menyusuri jalan tanah yang telah berubah menjadi sungai, terpeleset dalam lumpur saat hujan terus turun. Yang lainnya berdiri di kuburan yang baru digali yang telah terisi seperti kolam, menyedot air dengan ember agar peti mati bisa diturunkan. Di dekatnya, kerabat almarhum menangis dan berpelukan, beberapa memegang payung sementara yang lain basah kuyup.

Presiden Malawi Lazarus Chakwera telah mengumumkan 14 hari berkabung nasional dan menyerukan dukungan internasional untuk upaya bantuan. Dia mengatakan lebih dari 80 ribu penduduk mengungsi.

Sementara listrik mulai mengalir kembali di Malawi pada Kamis, banyak tempat yang terkena dampak badai tidak memiliki aliran air selama sepekan, termasuk di kota terbesar kedua, Blantyre.

REUTERS

Pilihan Editor: Dibebani Sejarah Kelam, Hubungan Korea Selatan dan Jepang Mencair

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

6 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

8 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

10 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

12 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

4 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

4 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya