Pertempuran Sengit di Bakhmut Berlanjut, AS: Rusia Tak Bisa Menyapu Ukraina

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 1 Maret 2023 13:57 WIB

Prajurit Ukraina menembakkan sistem roket peluncuran ganda BM-21 Grad ke posisi Rusia di garis depan dekat kota Bakhmut, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina 15 Januari 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia melakukan serangan berkelanjutan di kota Bakhmut, Ukraina timur, sementara pesawat Ukraina melancarkan tiga serangan di area konsentrasi pasukan Rusia, Selasa malam, 28 Februari 2023.

Bakhmut, yang selama berbulan-bulan menjadi fokus serangan Rusia dan pertahanan Ukraina, sudah tidak berbentuk. Kota kecil yang tadinya dihuni 70 ribu orang ini sudah hancur lebur.

"Bagian tersulit, seperti sebelumnya, adalah Bakhmut dan pertempuran yang penting untuk pertahanan kota," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video Selasa malam.

“Rusia pada umumnya tidak memperhitungkan orang dan mengirim mereka dalam gelombang konstan melawan posisi kami, intensitas pertempuran semakin meningkat,” kata Zelensky.

Bagi Rusia, penguasaan Bakhmut akan membuka jalan untuk merebut pusat kota terakhir yang tersisa di provinsi industri Donetsk.

Meskipun sebagian besar serangan Rusia difokuskan pada Bakhmut dan beberapa kota serta desa di Donetsk, militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembaki lebih dari 20 permukiman di wilayah utara Chernihiv, Sumy, dan Kharkiv.

Advertising
Advertising

Di Washington, pejabat senior pertahanan AS Colin Kahl mengatakan pada sidang kongres bahwa, Ukraina harus berjuang keras menahan laju pasukan Rusia. Namun ia menyatakan Rusia tidak akan membuat keuntungan teritorial yang signifikan dalam waktu dekat.

"Anda mungkin melihat sebagian kecil wilayah berpindah tangan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Saya tidak berpikir bahwa ada sesuatu yang saya lihat yang menunjukkan bahwa Rusia dapat menyapu seluruh Ukraina dan membuat keuntungan teritorial yang signifikan kapan saja di tahun depan atau lebih," kata Colin Kahl.

Kahl membuat pernyataan selama dengar pendapat yang berfokus pada pengawasan hampir $32 miliar bantuan militer yang diberikan pemerintahan Presiden Joe Biden ke Ukraina sejak invasi Rusia setahun lalu, termasuk drone, sistem artileri jarak jauh, dan kemampuan pertahanan udara.

Beberapa Republikan - yang partainya menguasai DPR, skeptis tentang dana yang dikirim ke Zelensky. Beberapa anggota partai yang bersekutu erat dengan mantan Presiden Donald Trump telah menyerukan diakhirinya bantuan tersebut, meskipun para pemimpin partai di Kongres kembali melanjutkan dukungan untuk Kyiv.

Ukraina mencari bantuan senjata untuk melindungi diri dari gelombang serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia yang di musim dingin merusak jaringan listrik dan infrastruktur lainnya, menewaskan ratusan warga sipil dan menyebabkan jutaan orang tanpa listrik atau air.

Sebagai bagian dari penyelidikan apakah serangan itu bertentangan dengan konvensi Jenewa tentang konflik militer, jaksa tinggi Pengadilan Kriminal Internasional, Karim Khan berada di Ukraina pada hari Selasa.

"Umumnya kita melihat dengan jelas sebuah pola, saya pikir, dalam hal jumlah, skala dan luasnya serangan terhadap jaringan listrik Ukraina dan kita perlu melihat mengapa itu terjadi; apakah mereka target yang sah atau tidak?" kata Khan kepada wartawan di kota Vyshhorod di utara ibu kota Kyiv.

Rusia mengatakan serangannya sah yang ditujukan untuk melemahkan militer musuh, tetapi Ukraina menganggapnya sebagai alat untuk mengintimidasi publik.

Zelensky, berbicara setelah bertemu Khan, mengatakan pengadilan memiliki peran "bersejarah" dalam membawa keadilan atas kejahatan yang dilakukan dalam perang dan memastikan keamanan jangka panjang.

Pilihan editor: Tesla Buka Kantor dan Showroom di Malaysia

REUTERS

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

3 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

4 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

5 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

9 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya