DK PBB Batal Voting untuk Permukiman Yahudi

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 20 Februari 2023 15:26 WIB

Tampilan udara menunjukkan sekelompok rumah di Beit Hogla, sebuah pemukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel, 15 Februari 2023. REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa mereka tidak akan menyelenggarakan pemungutan suara, Senin, 20 Februari 2023 tentang sebuah rancangan resolusi yang menuntut Israel untuk “segera dan sepenuhnya menghentikan semua kegiatan permukiman Yahudi di dalam teritori Palestina yang diduduki,” menurut sebuah nota yang dilihat oleh Reuters.

UEA mengatakan kepada para timpalannya di dewan dalam nota yang dikirim pada Minggu bahwa mereka sekarang akan bekerja untuk menyusun pernyataan resmi - yang dikenal sebagai pernyataan presiden (PRST) - yang harus disetujui oleh dewan beranggotakan 15 orang melalui konsensus.

“Mengingat pembicaraan positif antara pihak-pihak, kami sekarang sedang mengerjakan sebuah draf PRST yang akan memperoleh konsensus,” kata nota itu. “"Oleh karena itu, tidak akan ada pemungutan suara pada rancangan resolusi pada hari Senin. Sebagian besar bahasa PRST akan diambil dari rancangan resolusi tersebut."

Amerika Serikat, Kamis, menyuarakan kekecewaan mendalam pada keputusan Israel untuk memperluas pemukiman Yahudi di teritori Palestina yang diduduki, dan juga menggambarkan dorongan untuk DK PBB mengecam langkah itu “tidak membantu”.

Uni Emirat Arab, Rabu lalu, telah mengedarkan naskah sebuah resolusi kepada Dewan Keamanan yang disusun berkoordinasi dengan Palestina. Langkah itu muncul setelah pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengizinkan sembilan pos pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan mengumumkan pembangunan massal rumah-rumah baru di permukiman yang telah berdiri sepekan lalu.

Advertising
Advertising

Amerika Serikat biasanya melindungi sekutunya Israel di PBB. Tetapi pada 2016 pemerintahan Barack Obama mengambil sikap abstain pada pemungutan suara untuk membiarkan dewan mengadopsi sebuah resolusi yang menuntut Israel berhenti membangun permukiman.

Sebagian besar negara dunia menganggap ilegal permukiman yang telah dibangun Israel di tanah yang dicaploknya pada sebuah perang 1967 dengan negara-negara Arab. Israel membantahnya dan menyebutkan hubungan alkitabiah, historis dan politik dengan Tepi Barat, juga kepentingan keamanan.

Setelah pengumuman pemerintahan Israel pekan lalu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan ia “sangat sedih.”

Draf resolusi dewan yang dimajukan oleh UEA akan menegaskan kembali “bahwa pembangunan permukiman oleh Israel di teritori Palestina yang diduduki sejak 1967, termasuk Yerusalem Timur, tidak memiliki validitas legal dan pelanggaran mencolok berdasarkan undang-undang internasional.

Draf itu juga mengutuk semua upaya aneksasi, termasuk keputusan-keputusan dan langkah-langkah oleh Israel menyangkut permukiman.

REUTERS

Pilihan Editor: Profesor Australia Disandera Kelompok Bersenjata Papua Nugini

Berita terkait

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

29 menit lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

39 menit lalu

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

Arab Saudi, Maroko dan Mesir kompak menyerukan gencatan senjata dalam perang Gaza di KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

1 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

3 jam lalu

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

Israel membalas serangan roket Hamas terhadap penyeberangan Kerem Shalom dengan serangan udara yang menewaskan belasan warga di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

3 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

6 jam lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

7 jam lalu

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

Peluang untuk terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan karena kedua belah pihak masih bersikukuh pada pendirian

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

8 jam lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

18 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

23 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya