PBB Kekurangan Dana, Bantuan Pangan untuk Pengungsi Rohingya Dipangkas

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 17 Februari 2023 15:58 WIB

Kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Bangsa-bangsa berencana memangkas bantuan pangan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh, karena kekurangan dana. Pemangkasan ini diperingatkan badan dunia itu, Jumat, 17 Februari 2023, akan memperdalam kerawanan pangan dan kekurangan gizi di pengungsian terbesar di dunia itu.

Sekitar 730.000 Rohingya, minoritas kebanyakan muslim yang dipersekusi dari negara bagian Rakhine, Myanmar, melarikan diri ke Bangladesh pada 2017 untuk menghindari tindakan keras tentara yang dikatakan PBB memiliki niat untuk melakukan genosida. Termasuk yang lain yang lebih dulu pergi, hampir 1 juta orang tinggal di pondok-pondok berdinding bambu dan lembaran plastik.

Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan mereka akan mengurangi nilai bantuan pangannya menjadi US$ 10 (sekitar Rp 150 ribu) per orang dari US$12 (sekitar Rp 180 ribu), mulai bulan depan. Anggaran donor telah diregangkan oleh pandemi, penurunan ekonomi dan krisis di seluruh dunia.

WFP meminta dana darurat US$125 juta (sekitar Rp 1,9 triliun), memperingatkan dampak yang “sangat besar dan bertahan lama” terhadap ketahanan pangan dan nutrisi di kamp-kamp yang penuh dengan kasus kekurangan gizi, di mana lebih dari sepertiga anak stunting dan denga berat badan di bawah normal.

Pemangkasan dapat menyebabkan lebih banyak orang Rohingya yang mengambil langkah putus asa untuk mencari kerja, kata Mohammed Mizanur Rahman, komisioner pengungsi dan repatriasi, yang berbasis di Cox's Bazar, distrik perbatasan tempat para pengungsi tinggal.

Advertising
Advertising

Rohingya dilarang bekerja untuk menambah penghasilan mereka, dan Bangladesh telah membangun pagar di sekeliling perkemahan untuk menghalangi mereka pergi. Tetapi semakin banyak yang melarikan diri ke negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia melalui perjalanan perahu yang berbahaya dan seringkali fatal, karena kejahatan dengan kekerasan menambah masalah yang sudah berlangsung lama seperti kurangnya kesempatan pendidikan dan pekerjaan serta prospek suram untuk kembali ke Myanmar yang dikuasai militer.

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

15 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

8 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Enam Minggu Lagi, Jalur Gaza Kemungkinan Terjerumus dalam Kelaparan

13 hari lalu

Enam Minggu Lagi, Jalur Gaza Kemungkinan Terjerumus dalam Kelaparan

Jalur Gaza bisa melampaui ambang batas kelaparan karena kerawanan pangan, kekurangan gizi dan kematian dalam enam minggu.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

16 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya