Dibayangi Isu Myanmar, Para Menlu ASEAN Bertemu di Jakarta Hari Ini

Jumat, 3 Februari 2023 09:00 WIB

Menlu RI Retno Marsudi mengikuti Pertemuan Informal Menlu ASEAN di New York, AS, pada Kamis, 22 September 2022. Dok.Kemenlu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri dari negara-negara Asia tenggara akan bertemu dalam dialog dua hari di Jakarta mulai Jumat, 3 Februari 2023. Pertemuan The ASEAN Foreign Ministers' (AMM) Retreat yang pertama di bawah keketuaan Indonesia itu dibayangi dua tahun kudeta militer Myanmar.

Baca: Amerika Serikat Akan Setop Bantuan Militer Rusia ke Myanmar

AMM Retreat hari ini dimulai dengan ASEAN Coordinating Council ke-32. Dalam rapat di Sekretariat ASEAN itu, akan dibahas beberapa agenda, termasuk di antaranya prioritas keketuaan Indonesia dan tindak lanjut hasil KTT ASEAN ke-40 dan 41 pada 2022. Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulis menyebut pejabat senior regional telah bertemu pada Kamis, 2 Februari 2023, tanpa merinci agendanya.

Pengamat melihat isu Myanmar menjadi salah satu tantangan bagi keketuaan Indonesia di ASEAN. Myanmar dilanda krisis kemanusiaan akibat kemelut politik sejak junta militer menggulingkan pemerintah sipil terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.

Junta Myanmar baru saja memperpanjang keadaan darurat di negara itu selama enam bulan ke depan. Sebelumnya dalam pertemuan yang digelar dengan Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional (NDSC) pada Selasa, 31 Januari 2023, Pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pemilihan multi-partai harus diselenggarakan "sesuai keinginan rakyat".

Di sisi lain, pengunjuk rasa menandai peringatan kudeta militer dengan "protes diam". Pemimpin sipil yang diasingkan pada Rabu, 1 Februari 2023, berjanji untuk mengakhiri apa yang mereka sebut perebutan kekuasaan ilegal oleh tentara. Di kota-kota besar di seluruh Myanmar, jalan-jalan dikosongkan saat orang-orang diam di rumah sebagai protes. Sementara ratusan pendukung demokrasi menghadiri aksi unjuk rasa di Thailand dan Filipina.

Advertising
Advertising

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dewi Fortuna Anwar, dalam sebuah diskusi mengatakan, akan banyak harapan baik secara domestik atau internasional soal langkah yang diambil Indonesia dalam menangani krisis di Myanmar ini. Apa yang dilakukan atau tidak diambil ASEAN dalam menangani Myanmar akan menjadi ujian bagi kredibilitas blok itu.

"Ada banyak cara dalam menangani kasus ini. Indonesia harus mengambil langkah dengan hati-hati. Apa yang dilakukan atas Myanmar akan menetapkan institusi ASEAN," kata Dewi saat berbicara dalam forum think-tank Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta pada Selasa, 31 Januari 2023.

Dewi mencatat, dalam menangani situasi Myanmar ini, piagam ASEAN mungkin perlu ditinjau ulang. Sebab, menurut Dewi, itu tidak memiliki bahasa yang cukup dalam menyelesaikan kasus anggota yang bermasalah seperti Myanmar.

ASEAN juga dinilai perlu punya mekanisme yang jelas mengenai utusan khusus untuk Myanmar. Dewi mengatakan, blok dan mitra wicaranya perlu berada dalam kesepahaman yang sama ihwal masalah ini.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam beberapa kesempatan menegaskan, krisis yang terjadi di Myanmar tidak akan menghalangi pertumbuhan ASEAN. Indonesia, menurut Retno, akan terus mendorong perdamaian di Myanmar.

Retno dan Kementerian Luar Negeri belum pernah secara terang-terangan membeberkan apa yang akan menjadi strategi khusus dalam mengupayakan perdamaian di Myanmar itu. Namun Indonesia masih akan bertahan dengan pendekatan lima butir konsensus dalam menangani isu Myanmar.

Konsensus dibuat oleh para pemimpin negara-negara anggota blok Asia tenggara pada April 2021, dengan lima poin yakni dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara berbagai pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman utusan khusus ke Myanmar. Kelompok sipil di Myanmar dan para analis menilai pendekatan itu gagal sebab Tatmadaw masih melanggengkan kekerasan.

Baru-baru ini, Presiden RI Joko Widodo dalam wawancara dengan Reuters mengatakan Indonesia akan mengirim jenderal ke Myanmar, untuk berdialog dengan junta soal transisi demokrasi. Indonesia disebutnya punya latar belakang yang tidak jauh berbeda dengan Myanmar.

Jokowi belum mengungkap siapa sosok petinggi militer yang akan dikirim. Saat dihubungi Tempo pada Kamis, 2 Februari 2023, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) untuk urusan HAM dan Luar Negeri Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan, rencana itu masih dalam koordinasi.

Siti menyatakan, KSP memandang keketuaan Indonesia mampu mengakselerasi implementasi konsensus soal Myanmar. "Penunjukkan jenderal dimaksud merupakan bagian dari mandat keketuaan Indonesia dalam implementasi konsensus tersebut," katanya.

Simak: Kirim Jenderal ke Myanmar, Jokowi: Untuk Bicara dengan Junta

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara.

12 jam lalu

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara.

Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

3 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

Menteri Luar Negeri Thailand memutuskan mengundurkan diri setelah kehilangan posisi sebagai wakil perdana menteri dalam sebuah perombakan kabinet.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

7 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

8 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya