Bom Bunuh Diri di Pakistan, Polisi Fokus pada Cara Pelaku Masuk

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 1 Februari 2023 19:11 WIB

Petugas mengevakuasi korban yang terluka, setelah ledakan bom bunuh diri di sebuah masjid, di lokasi rumah sakit di Peshawar, Pakistan 30 Januari 2023. REUTERS/Khuram Parvez

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi yang menyelidiki bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 100 orang di sebuah masjid Pakistan, Selasa, 31 Januari 2023, mengatakan bahwa beberapa orang telah ditahan, dan mereka tidak mengesampingkan kemungkinan sang pelaku memiliki bantuan internal saat menghindari pemeriksaan keamanan.

Pengeboman itu adalah yang paling mematikan dalam satu dekade yang menyerang Peshawar, sebuah kota di barat laut yang bergejolak, dekat perbatasan Afghanistan. Semua, kecuali tiga, yang tewas adalah polisi. Ini adalah serangan tunggal paling mematikan terhadap pasukan keamanan Pakistan.

Pengebom menyerang pada Senin, ketika ratusan jamaah berkumpul untuk salat Zuhur di sebuah masjid yang dibangun untuk polisi dan keluarga mereka yang tinggal di area yang dijaga sangat ketat itu. “Kami menemukan beberapa petunjuk yang sangat bagus, dan berdasarkan petunjuk-petunjuk ini kami membuat penangkapan besar-besaran,” kata Kepala Kepolisian Peshawar Ijaz Khan kepada Reuters. “Kami tidak dapat mengesampingkan bantuan internal tetapi karena penyelidikan ini masih berlangsung, saya tidak dapat membagikan detail lebih banyak.”

Para penyelidik, yang termasuk petugas anti-terorisme dan intelijen, sedang memfokuskan perhatian pada cara penyerang itu berhasil menerobos pemeriksaan militer dan polisi yang kemudian masuk ke distrik Garis Polisi, sebuah permukiman mandiri dari era kolonial di pusat kota yang menjadi rumah bagi personel polisi berpangkat menengah dan lebih rendah bersama keluarga mereka.

Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan pengebom berada di barisan pertama di ruang salat ketika ia menyerang. Sisa-sisa jasad sang penyerang telah ditemukan, kata Kepala Polisi provinsi Moazzam Jah Ansari kepada Reuters.

Advertising
Advertising

“Kami yakin para penyerang bukan dari sebuah kelompok terorganisir,” tambahnya.

Kelompok militan paling aktif di kawasan itu, Taliban Pakistan, juga disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), menolak bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sejauh ini, belum ada satu kelompok pun yang mengklaim. Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah mengatakan kepada parlemen bahwa faksi yang memisahkan diri dari TTP harus disalahkan.

REUTERS

Baca Juga: Mogok Nasional Kembali Lumpuhkan Prancis, Protes Macron soal Skema Pensiun

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

2 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

2 hari lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

3 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

3 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

3 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

4 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

4 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya