Viral Petugas Keamanan PBB Berfoto di Depan Bendera Taliban

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 21 Januari 2023 19:00 WIB

Beberapa personil Perserikatan Bangsa-bangsa berfoto di depan bendera Taliban Afghanistan. Foto itu menuak kritik keras. (TWITTER | Omar Haidari)

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB meminta maaf atas beredarnya foto-foto beberapa staf di depan bendera Taliban di Afghanistan. Menurut PBB, foto-foto itu adalah kekeliruan penilaian yang signifikan.

Baca: Recep Tayyip Erdogan : Aturan Taliban yang Larang Perempuan Sekolah Tidak Islami

Foto-foto itu beredar selama kunjungan Wakil Sekretaris Jenderal Amina Mohammed minggu ini ke Afghanistan. PBB bertemu dengan Taliban dan menyatakan kekhawatiran atas pelanggaran hak-hak perempuan di negara tersebut.

Mohammed, wanita berpangkat tertinggi di Perserikatan Bangsa-Bangsa, bersama dengan Direktur Eksekutif UN Women Sima Bahous dan Asisten Sekretaris Jenderal Departemen Politik, Urusan Pembangunan Perdamaian dan Operasi Perdamaian Khaled Khiari menyelesaikan kunjungan empat hari ke Afghanistan pada Jumat, 20 Januari 2023. Selama kunjungan tersebut, delegasi tersebut bertemu dengan para pemimpin Taliban di Kabul dan Kandahar. PBB dan menyampaikan kekhawatiran mereka atas pembatasan terhadap pendidikan dan pekerjaan perempuan serta anak perempuan di seluruh negeri.

Namun saat Mohammed bertemu dengan para pemimpin kelompok itu, foto-foto beberapa personel keamanan PBB di depan bendera Taliban menuai kritik. “Foto itu seharusnya tidak pernah diambil. Ini jelas menunjukkan kesalahan penilaian yang signifikan. Itu adalah kesalahan dan kami mohon maaf untuk itu. Dalam hal itu, saya yakin penyelia para perwira ini telah berbicara kepada mereka mengenai hal ini,” kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, kepada wartawan, Jumat, 20 Januari 2023 ketika ditanyai tentang kunjungan dan foto-foto tersebut

Haq mengatakan foto itu diambil saat Wakil Sekretaris Jenderal bertemu dengan para pemimpin de facto di Afghanistan. Petugas keamanan yang dibawa dalam pertemuan sedang menunggu di ruangan sebelah.

Advertising
Advertising

Dalam sebuah posting di Twitter, Kepala Hubungan Luar Negeri untuk Front Perlawanan Nasional Afghanistan Ali Maisam Nazary mengatakan "Personil @UN di Kabul mengambil foto dengan bendera kelompok teroris membuat ketidakberpihakan & integritas PBB dipertanyakan."

"Kami dengan hormat meminta @antonioguterres untuk menyelidiki masalah ini & untuk @UNAMAnews untuk mencegah tindakan tidak sensitif yang dapat menodai reputasinya," kata Nazary merujuk pada Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA).

Nazary juga memposting dua foto yang memperlihatkan personel PBB berdiri di depan bendera Taliban.

Mohammed mewakili Sekretaris Jenderal PBB dalam pertemuan delegasi tingkat tinggi dengan Taliban. Dalam pertemuan itu ia menyampaikan keprihatinan atas keputusan Taliban baru-baru ini yang melarang perempuan bekerja untuk organisasi non-pemerintah nasional dan internasional. Larangan itu dinilai PBB sebagai langkah yang merusak pekerjaan banyak organisasi yang membantu jutaan orang-orang Afghanistan yang rentan.

“Pesan saya sangat jelas: sementara kami mengakui pengecualian penting yang dibuat, pembatasan ini memberi perempuan dan anak perempuan Afghanistan masa depan yang mengurung mereka di rumah mereka sendiri, melanggar hak-hak mereka dan merampas layanan komunitas mereka,” kata Mohammed.

“Ambisi kolektif kami adalah untuk Afghanistan yang makmur yang berdamai dengan dirinya sendiri dan tetangganya, dan berada di jalur menuju pembangunan berkelanjutan. Tapi saat ini, Afghanistan sedang mengisolasi diri, di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan dan salah satu negara paling rentan di bumi terhadap perubahan iklim,” katanya.

“Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk menjembatani kesenjangan ini.”

Taliban telah menutup universitas bagi siswa perempuan di seluruh negeri sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kelompok ini juga melarang anak perempuan untuk bersekolah di sekolah menengah, membatasi kebebasan bergerak perempuan dan anak perempuan, mengecualikan perempuan dari sebagian besar wilayah kerja dan melarang perempuan menggunakan taman, pusat kebugaran serta pemandian umum.

Simak: Amerika Minta Taliban Revisi Aturan yang Serba Melarang Perempuan

NDTV

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

1 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

3 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

3 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya