WHO: Tidak Ada Varian Baru Covid di China, tapi Data Kematian Meragukan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 5 Januari 2023 11:20 WIB

Pasien berbaring di tempat tidur di lorong di bagian gawat darurat Rumah Sakit Zhongshan, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Shanghai, Cina, 3 Januari 2023. REUTERS/Staff

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan data dari pemerintah China yang mereka terima, menunjukkan bahwa tidak ada varian virus corona baru di sana. Namun, data itu tidak mengungkap dengan jelas berapa banyak orang yang meninggal dalam wabah Covid-19 saat ini.

Kegelisahan global berkembang akibat keakuratan pelaporan China tentang wabah yang membuat rumah sakit penuh dan beberapa rumah duka kewalahan sejak Beijing tiba-tiba membatalkan kebijakan "nol-Covid".

Badan PBB merilis data yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC), sehari setelah pejabat WHO bertemu dengan para ilmuwan China. China telah melaporkan kematian akibat Covid setiap hari dalam jumlah yang bisa dihiutung dengan jari.

Mike Ryan, direktur kedaruratan WHO, mengatakan bahwa angka saat ini yang diterbitkan dari China kurang mewakili rawat inap, pasien unit perawatan intensif dan "terutama dalam hal kematian."

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan badan PBB sedang mencari data yang lebih cepat dan teratur dari China tentang rawat inap dan kematian.

"WHO prihatin dengan risiko terhadap kehidupan di China dan telah menegaskan kembali pentingnya vaksinasi, termasuk dosis penguat untuk melindungi dari rawat inap, penyakit parah, dan kematian," katanya.

Advertising
Advertising

Harian People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis, berusaha menenagkan warga atas apa yang disebutnya sebagai "kemenangan akhir" atas Covid-19, membantah kritik terhadap kebijakan isolasi ketat yang memicu protes langka tahun lalu.

Pencabutan pembatasan sangat ketat secara mendadak bulan lalu menyebarkan virus ke 1,4 miliar orang di negara itu, yang memiliki sedikit kekebalan.

Pejabat kesehatan di luar negeri telah berjuang untuk menentukan skala wabah dan bagaimana menghentikan penyebarannya, dengan lebih banyak negara memperkenalkan langkah-langkah seperti tes Covid pra-keberangkatan untuk kedatangan dari China, langkah yang dikritik Beijing.

Pejabat Uni Eropa merekomendasikan pada hari Rabu bahwa penumpang yang terbang dari China ke UE harus menjalani tes negatif sebelum mereka berangkat.

Kelompok Tanggap Krisis Politik Terintegrasi Uni Eropa, sebuah badan yang terdiri dari pejabat 27 pemerintah yang diwakili, juga menyerukan pengujian dan pengurutan air limbah di pesawat dari China dan di bandara yang menangani penerbangan internasional, di antara langkah-langkah lainnya.

Analisis CDC China menunjukkan dominasi sublineages Omicron BA.5.2 dan BF.7 di antara infeksi yang didapat secara lokal, menurut data yang dilaporkan oleh WHO.

Omicron tetap menjadi varian virus korona yang dominan berdasarkan pengurutan genom baru-baru ini, membenarkan apa yang telah dikatakan para ilmuwan tetapi menghilangkan kekhawatiran untuk saat ini tentang varian baru yang muncul.

REUTERS

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

3 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

4 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

21 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

4 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

4 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

4 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya