Badai Covid-19, China Malah Hapus Aturan Karantina untuk Pelancong

Selasa, 27 Desember 2022 12:45 WIB

Turis yang terdampar di tengah wabah baru penyakit coronavirus (COVID-19) tiba di aula keberangkatan Bandara Internasional Haikou Meilan di Haikou, provinsi Hainan, China 11 Agustus 2022. cnsphoto via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin, 26 Desember 2022, mengumumkan untuk berhenti mewajibkan pelancong untuk melakukan karantina. Ini merupakan langkah besar untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 di perbatasan China, yang sebagian besar telah ditutup sejak 2020.

Baca juga: Tsunami COVID-19 Tewaskan Banyak Warga China, Ini Kata Xi Jinping

Pembatasan itu dan kuota penumpang pada penerbangan internasional akan dicabut mulai 8 Januari 2022. Namun, Otoritas Kesehatan menyebut para pelancong yang memasuki China masih harus menjalani tes PCR 48 jam sebelum keberangkatan.

Pihak berwenang mengkonfirmasi, pengaturan bagi orang asing untuk datang ke China, seperti untuk bekerja dan bisnis akan ditingkatkan dan visa yang diperlukan juga akan difasilitasi.

Tetapi masuk dan keluar penumpang di pelabuhan laut dan darat secara bertahap akan dilanjutkan. Sementara perjalanan keluar warga negara China akan dipulihkan "secara tertib", tambahnya.

Advertising
Advertising

Otoritas Kesehatan dalam sebuah keterangan menyatakan, manajemen Covid-19 China juga akan diturunkan ke Kategori B yang tidak terlalu ketat seperti pada Kategori A, tingkat teratas yang berlaku saat ini. Penyakit ini diyakini telah kurang ganas dan secara bertahap akan berkembang menjadi infeksi pernapasan umum.

Peraturan yang berlaku selama tiga tahun ini, dari perbatasan yang ditutup hingga penguncian yang sering dilakukan, telah membuat ekonomi China lesu. Bulan lalu, masalah itu memicu ketidakpuasan publik terbesar sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada 2012.

China membuat keputusan untuk membalikkan kebijakan, dengan menghentikan hampir semua pembatasan Covid domestiknya. Langkah itu telah membuat rumah sakit di seluruh negeri berjuang untuk mengatasi gelombang infeksi nasional.

Sebelum 8 Januari, persyaratan ketat untuk pelancong yang masuk tetap berlaku, termasuk karantina wajib selama lima hari di fasilitas yang diawasi pemerintah dan tiga hari lagi isolasi di rumah.

<!--more-->

Rumah Sakit Kewalahan

Statistik Beijing menunjukkan tidak ada kematian baru akibat Covid-19 yang dilaporkan selama enam hari sampai Minggu, 25 Desember 2022. Namun, itu memicu keraguan di antara pakar kesehatan dan penduduk tentang data pemerintah.

Dokter mengatakan rumah sakit kewalahan dengan pasien lima hingga enam kali lebih banyak dari biasanya, kebanyakan lansia. Pakar kesehatan internasional memperkirakan jutaan infeksi setiap hari dan memperkirakan setidaknya satu juta kematian akibat Covid-19 di China tahun depan.

Namun demikian, pihak berwenang bertekad untuk membongkar sisa-sisa terakhir dari kebijakan nol-Covid mereka.

Sejak Januari 2020, China telah mengklasifikasikan Covid-19 sebagai penyakit menular Kategori B tetapi mengelolanya di bawah protokol Kategori A yang mencakup penyakit seperti wabah pes dan kolera. Pertimbangan itu memberi otoritas lokal wewenang untuk mengkarantina pasien dan kontak dekat mereka serta mengunci wilayah.

Sementara China menurunkan manajemen virus corona baru, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan protokol pencegahan dan pengendalian epidemi di lembaga-lembaga utama seperti lembaga perawatan lansia akan diperkuat.

Pihak berwenang menyatakan, jika wabah menjadi parah, lembaga tersebut akan mengadopsi apa yang disebut "manajemen tertutup" untuk mencegah penyebaran infeksi.

China juga akan terus meningkatkan tingkat vaksinasi di kalangan orang tua, dan mempromosikan dosis kedua di antara orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah. China adalah negara besar terakhir yang memperlakukan Covid-19 sebagai endemik.

Langkah-langkah pembatasan telah membuat ekonomi China merugi sampai US$17 triliun, tingkat pertumbuhan terendah dalam hampir setengah abad, mengganggu rantai pasokan dan perdagangan global.

Baca juga: Gelombang Baru COVID-19, Dokter di China: Ini Wabah Terbesar Sejak Wuhan

REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

15 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

6 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya