PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Rabu, 14 Desember 2022 19:27 WIB

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa 15 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris berencana untuk menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk menetap di negara itu. Pemerintah Inggris mencoba mengendalikan lonjakan orang yang tiba dengan perahu kecil di pantai selatannya.

Baca: Tiga Tewas dan Belasan Lainnya Hilang dalam Ledakan di Jersey Inggris

Jumlah orang yang tiba di Inggris melintasi selat telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Angka pemerintah menunjukkan orang Albania merupakan jumlah tertinggi orang yang tiba melalui rute ini.

Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan strategi lima poin baru untuk menangani imigrasi ilegal, termasuk rencana mempercepat kembalinya pencari suaka Albania. Dia juga ingin menyelesaikan tumpukan awal yang tercatat hampir 150.000 kasus suaka pada akhir tahun depan dengan menggandakan jumlah pekerja sosial.

"Jika Anda memasuki Inggris secara ilegal, Anda tidak boleh tinggal di sini. Sebaliknya, Anda akan ditahan dan segera dikembalikan ke negara asal Anda atau ke negara yang aman di mana klaim suaka Anda akan dipertimbangkan," kata Sunak kepada parlemen, Selasa, 13 Desember 2022.

Imigran yang tiba dengan perahu kecil telah menjadi masalah politik utama bagi pemerintah Konservatif, terutama di daerah kelas pekerja di Inggris utara dan tengah. Para migran dipersalahkan karena mempersulit pekerjaan dan memperluas layanan publik.

Advertising
Advertising

Sunak mengatakan sebuah unit baru akan dibentuk untuk menangani penyeberangan. Di masa depan para migran akan ditempatkan di taman liburan yang tidak digunakan, bekas akomodasi siswa dan situs militer yang berlebih daripada di hotel.

Menteri Dalam Negeri Inggri Suella Braverman, baru-baru ini menyebut gelombang kedatangan sebagai "invasi". Dia menggambarkan banyak migran sebagai "penjahat" yang memicu kemarahan dari perdana menteri Albania Edi Rama.

Sunak mengatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang ribuan orang Albania akan dipulangkan.

Masyarakat Berhak Marah

Pemerintah Inggris berturut-turut telah berjanji untuk menghentikan kedatangan kapal kecil. Meskipun demikian, rekor mencatat 44.867 orang telah menyeberangi Selat dengan perahu kecil untuk memasuki Inggris tahun ini. Kekhawatiran atas tingkat imigrasi menjadi kekuatan pendorong pemungutan suara untuk Brexit dalam referendum 2016, dengan para pendukung menyerukan Inggris untuk "mengambil kembali kendali" perbatasannya.

Sunak mengatakan masyarakat "berhak untuk marah" dan mengatakan sistem saat ini tidak adil, bagi mereka yang benar-benar ingin mendapatkan suaka. "Tidak kejam atau tidak baik ingin mematahkan cengkeraman geng kriminal yang memperdagangkan kesengsaraan manusia. Cukup sudah," katanya.

Pengumuman tersebut disambut baik oleh sebagian besar anggota parlemen Konservatif, yang khawatir mereka akan menghadapi kekalahan pada pemilihan berikutnya jika pemerintah gagal menyelesaikan masalah tersebut.

Beberapa anggota parlemen Konservatif, seperti mantan menteri Simon Clarke, ingin pemerintah melangkah lebih jauh dan mempertimbangkan untuk meninggalkan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia tahun depan agar lebih mudah merancang kebijakan baru jika strategi terbaru pemerintah gagal menghalangi penyeberangan.

Pemimpin Partai Buruh Oposisi Keir Starmer mengatakan terakhir kali pemerintah mengubah sistem imigrasi mereka membuatnya lebih buruk. Sementara beberapa badan amal mengatakan masalah akan berlanjut sampai pemerintah mengizinkan klaim suaka di luar Inggris.

Pemerintah Inggris awal tahun ini mengumumkan rencana untuk mendeportasi para imigran gelap ke Rwanda bersamaan dengan upaya-upaya lain, dengan harapan hal itu akan menjadi pencegah bagi mereka yang tiba dengan perahu kecil.

Kebijakan tersebut menjadi subyek gugatan hukum di Pengadilan Tinggi London pada awal September ketika koalisi kelompok hak asasi manusia dan serikat pekerja berpendapat bahwa kebijakan Rwanda tidak dapat dijalankan dan tidak etis. Keputusan diharapkan dapat keluar pada Senin mendatang.

Simak: Jepang dan Inggris Ikut Proyek MRT Jakarta, Menhub: Momentum G20

REUTERS

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

17 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

4 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

5 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

6 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

6 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

7 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya