Ghana Akan Bereskan Utang Dalam Negeri untuk Mengakhiri Krisis Ekonomi
Reporter
magang_merdeka
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 6 Desember 2022 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Ghana Ken Ofori-Atta, pada Senin, 5 Desember 2022 mengumumkan Ghana akan meluncurkan swap domestic debt. Langkah itu dilakukan untuk membantu memulihkan stabilitas ekonomi makro dan mengakhiri krisis ekonomi terburuk di Ghana.
Swap domestic debt adalah pembayaran utang dengan cara menukar, di mana yang paling umum ditukar dengan saham.
Ghana adalah negara di Afrika Barat. Krisis ekonomi di Ghana sudah berlangsung dalam satu generasi.
Ofori-Atta mengatakan pihaknya telah menyelesaikan analisis kesinambungan utang Ghana, tetapi dia tidak memberikan informasi apa pun tentang rencana penyelesaian utang luar negeri yang ditunggu-tunggu oleh kreditor internasional.
"Kami yakin langkah-langkah ini akan memberikan kontribusi untuk memulihkan stabilitas ekonomi makro," katanya.
Baca juga: Aktor Ryu Seung Ryong Luapkan Kejengkelan ke Wasit Korea vs Ghana, Ini Karier FIlmnya
Di bawah aturan swap domestic debt, obligasi lokal nantinya akan ditukar dengan yang baru yang jatuh tempo pada tahun 2027, 2029, 2032 dan 2037. Kupon tahunan juga akan ditetapkan sebesar 0 persen pada tahun 2023, 5 persen pada tahun 2024 dan 10 persen dari tahun 2025 sampai jatuh tempo.
Ghana saat ini sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional untuk mendukung program-program Pemerintah Ghana dan mengurangi tekanan utangnya.
Mata uang Ghana, cedi, anjlok lebih dari 50 persen terhadap dolar Amerika pada 2022. Bank Sentral Ghana sudah menaikkan suku bunga pinjaman utamanya menjadi 27 persen pada Senin, 28 November 2022, setelah inflasi menyentuh rekor tertinggi dalam 21 tahun pada Oktober 2022.
Menteri Keuangan Ofori-Atta juga meyakinkan pihaknya ingin meminimalkan dampak swap domestic debt pada investor kecil sehingga tidak akan menerapkan persyaratan pada surat utang negara atau pemegang obligasi individu. Kementerian Keuangan Ghana juga tidak akan melakukan potongan pada pokok obligasi.
"Kebijakan ini harus memperkuat ekspektasi bahwa Ghana sedang menuju tingkat kesepakatan dengan IMF. Kami berharap Cedi Ghana akan mendapat manfaat sebagai hasilnya," kata Razia Khan, Kepala Ekonom wilayah Afrika dari Standard Chartered.
Terkait bagaimana rencana tersebut akan berdampak pada individu masih harus dicari tahu. Sebab banyak yang memegang obligasi melalui reksa dana dan dana pensiun.
Ofori-Atta mengatakan Kementerian Keuangan Ghana akan membentuk dana stabilitas keuangan dengan dukungan dari mitra-mitra pembangunan Ghana agar bisa membantu lembaga keuangan domestik, seperti bank dan dana pensiun, mengatasi swap domestic debt tersebut.
"Saya katakan kepada Anda, tidak ada yang hilang (uang), tidak ada yang hilang, dan tidak ada yang rusak. Kita akan bersama-sama memulihkan semuanya," kata Menteri Keuangan Ofori-Atta.
Reuters | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Terpopuler Bisnis: BPS Ingatkan Tren Inflasi Desember Meningkat, Tiap Pekan Rapat Inflasi Digelar
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.