Pandemi dan Perang Ukraina Sebabkan Negara-negara Afrika Dilanda Krisis Pangan

Reporter

magang_merdeka

Kamis, 1 Desember 2022 13:30 WIB

Bencana kelaparan di Somalia. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara Afrika yang menghadapi krisis pangan, membutuhkan dukungan likuiditas segera dan dalam beberapa kasus ada negara yang membutuhkan keringanan utang. Hal itu terungkap dalam konferensi Reuters NEXT pada Rabu, 30 November 2022, di mana panel yang hadir juga menyebut sebagian krisis pangan disebabkan pandemi Covid-19 dan perang Ukraina

Kerawanan pangan telah memburuk di sebagian besar negara-negara Afrika dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut didorong konflik bersenjata yang berkepanjangan dan dampak perubahan iklim hingga menyebabkan kekeringan berkepanjangan di beberapa daerah. Perubahan iklim juga menyebabkan banjir yang merusak tanaman di tempat lain.

Akan tetapi, situasinya diperparah oleh penurunan ekonomi yang dipicu oleh pandemi Covid-19, meningkatnya utang, dan baru-baru ini dampak perang Ukraina, yang membuat lonjakan pada harga pangan, bahan bakar, dan pupuk.

Advertising
Advertising

"Bukan hanya kejatuhan ekonomi makro, tetapi juga yang memilukan adalah masalah kerawanan pangan. "Ketidakamanan pangan melonjak tidak seperti sebelumnya," kata Abebe Aemro Selassie, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) kawasan Afrika.

Baca juga: Bapanas Minta Ombudsman dan BPKP Bantu Awasi Program Strategis Pangan

Sejumlah wanita berebut memasuki dapur umum di kamp yang didirikan pemerintah di Mogadishu, Somalia, untuk mengatasi bencana kelaparan yang melanda dua daerah di negara tersebut (20/7). Reuters

Jumlah orang di Afrika Timur yang menghadapi kerawanan pangan akut telah melonjak 60 persen menjadi 82 juta orang pada tahun lalu. Sedangkan di Afrika Barat kerawanan pangan akut meningkat dari 31 juta orang menjadi 42 juta orang.

"Kami membutuhkan dengan segera investasi melalui sistem perlindungan sosial yang menangani kebutuhan kemanusiaan, makanan, dan penyediaan uang tunai untuk individu," kata Michael Dunford, Direktur Program Pangan Dunia PBB untuk wilayah Afrika Timur.

Selama pandemi Covid-19. IMF dan Bank Dunia mendukung inisiatif yang menangguhkan kewajiban membayar utang negara-negara miskin sehingga memungkinkan mereka untuk menyalurkan sumber daya tersebut untuk menopang sistem kesehatan dan ekonomi negara-negara tersebut. Namun program itu kini telah berakhir, bahkan ketika banyak negara sedang berjuang memberi makan rakyatnya.

Pada bulan lalu, IMF menyetujui program yang akan memberi negara-negara (miskin) akses mendapatkan dana darurat untuk memerangi kerawanan pangan akut dan mengimbangi kenaikan tajam tagihan impor pangan mereka. Tetapi Razia Khan, Kepala Ekonom wilayah Timur Tengah dan Afrika dari Standard Chartered Bank, mempertanyakan apakah cukup menyediakan lebih banyak likuiditas saja.

"Sebuah pertanyaan besar masih belum terjawab adalah apakah semakin banyak penguasa yang harus menjalani semacam restrukturisasi mendalam?," kata Khan.

Kelompok 20 atau G20 mendukung apa yang disebut kerangka bersama untuk merampingkan restrukturisasi dan pembuatan profil utang negara-negara miskin yang sedang terseok-seok.

Meringankan beban utang mereka akan memungkinkan pemerintah fokus pada masalah mendesak termasuk kerawanan pangan. Namun, hampir dua tahun hanya segelintir negara memilih untuk menggunakan kerangka kerja tersebut, sementara hanya satu - Chad - yang telah berhasil menegosiasikan bantuan. "Salah satu dari banyak masalah mendasar yang kami alami adalah kemajuan sangat lambat (dicapai)," kata Khan.

Reuters | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga: Jadwal Kosta Rika vs Jerman di Piala Dunia 2022 Malam Ini, Niclas Fullkrug: Mereka Punya 2 Wajah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

13 jam lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

2 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

9 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

10 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

11 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

11 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

12 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

12 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

12 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

13 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya