Jiang Zemin Antar China Jadi Kaya Raya sekaligus Ciptakan Ketimpangan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 1 Desember 2022 09:30 WIB

Presiden China Jiang Zemin berjabat tangan dengan Pangeran Charles dan dilihat oleh Perdana Menteri Inggris Tony Blair di tengah upacara penyerahan Hong Kong ke China yang mengakhiri 156 tahun pemerintahan kolonial Inggris di Hong Kong, China 1 Juli 1997. Upacara penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China dihadiri sejumlah pejabat tinggi dari seluruh dunia. Di antaranya Presiden China Jiang Zemin dan PM China Li Peng, PM Inggris Tony Blair, Pangeran Charles, dan Menlu AS Madeleine Albright. REUTERS/Kimimasa Mayama/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Jiang Zemin, yang meninggal pada hari Rabu, 30 November 2022 dalam usia 96 tahun melambungkan China ke dunia modern dan kekuatan ekonomi utama dunia. Selama 15 tahun menjabat sebagai ketua Partai Komunis, presiden dan panglima angkatan bersenjata China, ia merangkul pengusaha, memelihara pasar, dan mengentaskan kemiskinan bagi jutaan orang.

Tapi Jiang juga membantu menciptakan masalah yang membuat jengkel penerusnya: ketimpangan yang menganga. Dan kematiannya datang pada waktu yang tidak tepat bagi presiden saat ini, Xi Jinping.

Baca juga: Berjuang Melawan Leukemia, Mantan Presiden China Jiang Zemin Meninggal di Usia 96

Dipilih sebagai ketua partai beberapa minggu sebelum penindasan kejam terhadap pengunjuk rasa Lapangan Tiananmen 1989 yang menuntut reformasi ekonomi dan politik, Jiang mewarisi sistem yang terbelah oleh pertikaian. Pragmatismenya mungkin menyelamatkan Partai.

Pertama, dia memelihara kelompok pendukung setia, yang kemudian dikenal sebagai Geng Shanghai. Kedua, dia menempatkan ekonomi di atas ideologi. Ketiga, Jiang juga mengekang mereka yang dianggap mengancam stabilitas, mulai dari editor surat kabar hingga etnis minoritas di wilayah Barat China. Otoriter di dalam negeri, dia menampilkan kenegarawanannya di luar negeri dengan sikap ramah membantu memulihkan hubungan yang terputus dengan Barat.

Jiang menunjukkan kelihaian dalam memenangkan borjuasi China yang sedang tumbuh. Pada 2001, Partai secara resmi menyambut para pengusaha, membalikkan kritik sebelumnya terhadap mereka sebagai “penjaja”. Doktrin "Tiga Wakil" -nya memperkuat hubungan antara Komunisme dan kepentingan kapitalis, dan sekarang menjadi bagian dari konstitusi Tiongkok, bersama dengan pemikiran Mao Zedong dan Marxis-Leninisme.

Advertising
Advertising

Reformasi keuangan di era Jiang menyapu, termasuk langkah menuju bank sentral yang lebih independen, penggunaan suku bunga untuk memerangi inflasi dua digit, dan restrukturisasi yang menyakitkan di sektor negara. Beberapa dari kebijakan itu harus dibayar mahal, termasuk ledakan properti yang menyebabkan relokasi penduduk yang kejam dari rumah lama mereka.

Sementara angka dapat menipu dalam ekonomi terpimpin seperti China, Jiang masih mencatatkan beberapa statistik yang menggembirakan. Selama masa kepresidenannya, PDB China tumbuh 10% per tahun.

Tingkat kemiskinan pedesaan, seperti yang didefinisikan oleh Bank Dunia, berkurang setengahnya. Dan berkat hubungan AS yang dipulihkan, perdagangan bilateral meningkat empat kali lipat – berpuncak pada masuknya China ke Organisasi Perdagangan Dunia pada 2001, setahun sebelum Jiang digantikan oleh Hu Jintao.

Namun China harus membayar mahal. Pada akhir masa kepresidenannya, China mengalami tingkat ketimpangan yang menyakitkan. Pengejaran pertumbuhan yang berpusat pada PDB membuat daerah pesisir seperti Shanghai menjadi kaya sementara daerah pedesaan tertinggal. Jiang, seperti Xi, mengaku membenci korupsi, tetapi cetak birunya untuk pertumbuhan sektor swasta dalam sistem yang diarahkan oleh negara melahirkan banyak pat gulipat.

Xi mengurangi ketimpangan melalui kampanye “kemakmuran bersama”. Tak heran, karena pada saat dia berkuasa, ketimpangan pendapatan China yang diukur dengan koefisien Gini lebih tinggi daripada Amerika Serikat, menurut data Bank Dunia. Bagian dari tanggapannya adalah menindak jenis kapitalis yang dianut Jiang, termasuk raja properti dan miliarder teknologi seperti Jack Ma dari Alibaba.

Kematian Jiang datang pada saat yang menegangkan. China lebih kaya tetapi masih terpecah belah, dan dilanda protes atas penanganan pemerintah terhadap Covid-19. Perekonomian tumbuh hanya 3,2% tahun ini, sesuai perkiraan IMF.

REUTERS

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

11 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

22 jam lalu

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Mengatasi tekanan adalah kunci.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

7 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

11 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

15 hari lalu

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

Luhut menjamin hubungan Indonesia-Cina akan semakin kuat pada periode pemerintahan berikutnya. Ada beberapa proyek kerjasama yang akan dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

18 hari lalu

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.

Baca Selengkapnya

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

21 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

25 hari lalu

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

26 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

27 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya