Beijing dan Manila Adu Mulut Perkara Puing Roket di Laut Cina Selatan

Reporter

Daniel Ahmad

Senin, 21 November 2022 21:00 WIB

Kapal patroli Penjaga Pantai Filipina BRP Cabra (M), didampingi oleh dua kapal Biro Perikanan, terlihat berpatroli di Laut Cina Selatan dalam foto yang dipublikasikan 15 April dan diambil menurut sumber pada 13 atau 14 April , 2021. Whitsun Reef merupakan zona yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Philippine Coast Guard / Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Filipina menuding kapal penjaga pantai Cina telah mengambil secara paksa sepotong roket yang telah diamankan pihaknya di Laut Cina Selatan. Beijing membantah telah merebut perangkat itu.

Komandan Komando Barat Filipina, Wakil Laksamana Alberto Carlos mengatakan pihak berwenang mengirim sebuah kapal untuk memeriksa objek tersebut setelah terlihat pada Minggu pagi, 20 November 2022, yang letaknya sekitar 730 meter barat pulau Thitu.

Tim dari Filipina mengikat benda itu ke perahu mereka dan mulai menariknya, sebelum kapal Cina mendekat dan memblokir jalur mereka dua kali, kemudian mengerahkan perahu karet yang memotong tali penarik. Menurut Carlos, setelah itu mereka membawa benda itu kembali ke kapal penjaga pantai.

Advertising
Advertising

Cina pada Senin, 21 November 2022, menyangkal salah satu kapal penjaga pantainya ngotot untuk mengambil potongan roket tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning mengatakan objek itu adalah puing-puing dari fairing muatan roket, yakni selubung yang melindungi hidung pesawat ruang angkasa - yang diluncurkan Cina.

"Orang-orang dari pihak Filipina menyelamatkan dan menarik benda terapung terlebih dahulu. Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi ramah di tempat kejadian, Filipina menyerahkan benda terapung itu kepada kami. Itu bukan situasi di mana kami mencegat dan mengambil benda itu," kata Mao.

Insiden itu terjadi di tengah anjangsana Wakil Presiden Amerika Serikat Harris ke Filipina selama tiga hari mulai Minggu, 20 November 2022. Kunjungan Harris ini akan menjadi perjalanan tingkat tertinggi ke Filipina oleh seorang pejabat dari Pemerintahan Presiden Joe Biden.

Baca juga: Siswi SMP 2 Palu Wakili Indonesia di Ajang Miss Teen Internasional di Filipina

Kunjungan kerja ini, juga menandai perubahan tajam dalam hubungan bilateral Amerika dan Filipina, yang tegang oleh permusuhan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Washington. Pada pemerintahan sebelumnya, Manila lebih dekat ke Beijing. Sumber di Pemerintah Amerika menyebut Harris akan menyampaikan komitmennya untuk membantu pertahanan Filipina.

Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan. Wilayah perairan itu menjadi lalu lintas kapal-kapal dagang dengan nilai miliaran dolar setiap tahun. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim punya hak di wilayah itu.

Thitu, yang dikenal sebagai Pagasa di Filipina, dekat dengan Subi Reef, adalah satu dari tujuh pulau buatan di Spratly, tempat Cina memasang rudal darat-ke-udara dan senjata lainnya. Thitu juga satu dari sembilan fitur yang ditempati Filipina di kepulauan Spratly, yang menjadi pos terpenting Filipina yang paling strategis di Laut Cina Selatan.

Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan Manila akan melakukan evaluasi menyeluruh atas insiden tersebut. Filipina juga sedang menunggu laporan mendetail dari lembaga penegak hukum maritim.

REUTERS

Baca juga: Jokowi Dorong ASEAN dan Cina Cegah Krisis: Pertama yang Ditangani Ketahanan Pangan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

5 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

15 jam lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

17 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

17 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

18 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya