KTT G20 Tahun Ini Terancam Tanpa Komunike? Kok Bisa?
Reporter
Mohammad Hatta Muarabagja
Editor
Dwi Arjanto
Selasa, 15 November 2022 17:03 WIB
TEMPO.CO, Denpasar -Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang tengah digelar di Bali saat ini disebut terancam rampung tanpa adanya leaders’ declaration atau komunike bersama kepala negara.
Leaders’ declaration sendiri merupakan peryataan bersama pemimpin G20 yang berisikan komitmen bersama, peryataan-pernyataan bersama, yang disampaikan kepada publik
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hal itu berkaitan dengan kondisi geopolitik dunia saat ini yang sangat kompleks. “Belum pernah ada G20 dengan situasi dunia sekompleks sekarang. Kalau nanti tidak menghasilkan leaders’ communiqe, ya sudah tidak apa-apa,” tuturnya di Bali pada akhir pekan lalu.
Baca : Pimpin KTT G20, Jokowi Ingatkan Ancaman Pandemi: Never Again Harus Jadi Mantra Bersama
Mengutip Koran Tempo, sebelumnya, pertemuan jalur keuangan yang mempertemukan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 pada pertengahan bulan lalu berakhir tanpa komunike.
Salah satu ganjalannya adalah poin-poin terkait konflik bersenjata Rusia dan Ukraina. Alhasil, buah pembahasan dari jalur keuangan yang dibawa ke KTT bukan dalam bentuk komunike, melainkan chair’s summary.
Presidensi G20
Meski demikian, upaya untuk mencapai komunike antar kepala negara terus diupayakan. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate optimis hal itu bisa direalisasikan mengingat tiga isu yang diangkat dalam G20, yakni transformasi digital, arsitektur kesehatan global, dan transisi energi tidak bersinggungan langsung dengan isu geopolitik.
“Isu geopolitik kan itu bukan isu prioritas G20. Itu bagian dari satu realitas,” ujarnya.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan pertemuan tingkat tinggi tahun ini gagal apabila tidak bisa menghasilkan komunike.
"Kalau KTT G20 tidak mencapai komunike, bisa dikatakan sebetulnya bentuk kegagalan dalam G20 kali ini," tuturnya kepada Tempo pada Ahad, 13 November 2022.
Ia merujuk pada penyelenggaraan KTT G20 tahun lalu yang tetap dapat mencapai komunike meski digelar tengah tensi perang dagang yang meningkat. Apalagi saat itu, kasus Covid-19 tengah melonjak di Roma, Italia, tempat diselenggarakannya KTT G20 2021. Saat itu komunike yang disepakati memuat 61 poin pernyataan.
Selain itu, ia menilai anggaran yang selama ini digunakan untuk penyelenggaraan presidensi G20 terbuang percuma bila tidak ada komunike dari KTT G20 di Bali. Apalagi kini tengah terjadi isu sentral, yaitu memanasnya situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Meski Presiden Rusia Vladimir Putin tak hadir secara fisik di Bali, ia berharap adanya menteri luar negeri Rusia yang mewakili Putin tetap mendorong terjadinya komunike. Khususnya, perihal pengakhiran perang di Ukraina.
Walaupun ia memprediksi perdebatan ihwal kondisi geopolitik akan berlangsung alot. Menurut Bhima, Indonesia sebagai juru damai yang tidak punya kepentingan dengan perang di Ukraina, harusnya mampu mendorong tercapainya komunike KTT G20 tahun ini.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Joe Biden Bertemu dengan Jokowi Sebelum KTT G20, Ini yang Dibahas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.