Kolera Memangsa Anak-anak Telantar di Nigeria

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Jumat, 28 Oktober 2022 20:15 WIB

Seorang pasien kolera berbaring di tempat tidur sementara ayahnya duduk di sebelahnya di Pusat Perawatan Kolera Medecins Sans Frontieres (MSF - Doctors without Borders), di Maiduguri, Negara Bagian Borno, Nigeria 18 Oktober 2022. REUTERS/Christophe Van Der Perre

TEMPO.CO, Jakarta - Berpacu dengan waktu, sebuah tuk-tuk kuning menjemput Salaeh Mohammed, 9 tahun, dari kamp pengungsi internal dan membawanya ke pusat perawatan kolera di kota Maiduguri, Nigeria timur laut.

Baca: Badai Tropis Nalgae Mendekati Filipina, 31 Orang Tewas

Kendaraan roda tiga itu berhenti di sebuah tenda putih di mana dua petugas kesehatan dengan sepatu bot karet dan celemek pelindung dengan hati-hati mengangkatnya ke atas tandu, di bawah tatapan cemas ibunya, tetapi bocah lelaki yang dehidrasi itu sudah berhenti bernapas.

Mohammed adalah satu dari ratusan korban kolera di negara itu. Pemerintah Nigeria mengumumkan wabah kolera di negara bagian Borno di timur laut pada 14 September lalu setelah ada kasus terkonfirmasi di tujuh daerah. Hujan lebat yang berlangsung berbulan-bulan yang menyebabkan banjir mempercepat penyebarannya.

Pada 5 Oktober lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari 5.000 kasus kolera telah tercatat di Borno, termasuk 178 kematian. Sekitar setengah dari kasus terjadi di daerah dengan konsentrasi tinggi orang yang telantar akibat konflik.

Advertising
Advertising

Diperkirakan satu juta orang berisiko terkena penyakit usus, yang menyebabkan diare dan muntah parah. Penyakit ini umumnya menyebar melalui air dan makanan yang terkontaminasi, yang menyebabkan dehidrasi dan kematian jika tidak diobati.

Para petugas kesehatan mengatakan genangan besar di Maiduguri, sebuah kota berpenduduk sekitar 800 ribu jiwa, mempercepat penyebaran bakteri dan membuatnya sulit dibendung.

“Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ini merupakan wabah terbesar,” kata perawat Augusta Chinenye Obodoefuna, manajer pusat perawatan yang dijalankan oleh Dokter Tanpa Batas (MSF) seperti dikutip Reuters pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Obodoefuna mengatakan pasien berjumlah dua kali lipat dibandingkan dengan wabah tahun lalu dan kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. Di pusat perawatan, pasien dengan infus rehidrasi diistirahatkan di atas ranjang kanvas. Orang tua yang khawatir duduk di kursi plastik di samping bayi mereka.

Ali Mohammed, 17 tahun, duduk dengan lemah disandarkan pada tiang infus dengan plester menempel di tangannya. Ibunya, Yagana Mohammed, membawanya ke rumah sakit setelah ia terjaga sepanjang malam karena muntah. Ia mengatakan perjalanan menuju pusat perawatan adalah pengalaman yang menakutkan.

Wabah kolera sudah biasa terjadi di Borno, pusat pemberontakan Islam yang membuat ribuan orang mengungsi ke kamp-kamp, membebani fasilitas sanitasi dan sumber air minum selama lebih dari satu dekade.

Baca: Profil CEO Twitter Parag Agrawal yang Bawa Pesangon Rp600 M Usai Dipecat Elon Musk

REUTERS

Berita terkait

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

10 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

16 jam lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

1 hari lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

1 hari lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

5 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

5 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

5 hari lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya