Topan Sitrang Menerjang Bangladesh, 9 Orang Tewas

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Selasa, 25 Oktober 2022 16:15 WIB

Orang-orang mengarungi jalan yang tergenang air, di tengah hujan terus menerus sebelum Topan Sitrang melanda negara itu di Dhaka, Bangladesh, 24 Oktober 2022. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya sembilan orang tewas setelah Topan Sitrang menghantam pantai selatan Bangladesh, memutus komunikasi dan jaringan listrik, serta menghancurkan rumah-rumah.

Baca: Inggris Didera Krisis Parah, Apa Strategi Perdana Menteri Baru Rishi Sunak?

“Sembilan orang tewas, sebagian besar karena pohon tumbang, termasuk tiga dari satu keluarga di (distrik timur) Cumilla,” kata seorang pejabat pemerintah, Jebun Nahar, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa, 25 Oktober 2022.

Topan Sitrang—yang setara dengan badai di Atlantik atau topan di Pasifik barat—sampai di Bangladesh selatan pada Senin malam, 24 Oktober 2022. Pihak berwenang sempat menyelamatkan sekitar satu juta orang sebelum topan menerjang.

Topan itu menerjang dari Teluk Benggala pada Senin pagi dengan angin berembus hingga 88 km/jam dan gelombang badai sekitar tiga meter yang membanjiri daerah pesisir dataran rendah.

Advertising
Advertising

Sebagian besar sambungan listrik dan telepon terputus dan daerah pesisir menjadi gelap gulita.

“Mengerikan, sepertinya laut akan datang menangkap kita,” Mizanur Rahman, seorang penduduk distrik Bhola, mengatakan kepada Reuters setelah komunikasi dipulihkan di lingkungannya. “Kami menghabiskan malam tanpa tidur, yang bisa kami lakukan hanyalah berdoa.”

Sekretaris Kementerian Penanggulangan Bencana Kamrul Ahsan mengatakan orang-orang yang dievakuasi dari daerah dataran rendah seperti pulau-pulau terpencil dan bantaran sungai dipindahkan ke ribuan tempat perlindungan bertingkat. “Mereka menghabiskan malam di tempat perlindungan topan,” ujar dia.

Hujan lebat melanda sebagian besar Bangladesh, membanjiri kota-kota seperti ibu kota Dhaka, Khulna, dan Barisal dengan curah hujan 324 milimeter pada hari Senin.

Tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan di kamp-kamp pengungsi yang padat di Bangladesh tenggara yang dihuni lebih dari satu juta pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar.

Sekitar 33 ribu pengungsi Rohingya, yang secara kontroversial dipindahkan dari daratan ke pulau rawan badai di Teluk Benggala, diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah dan tidak ada laporan mengenai korban atau kerusakan.

Asia Selatan telah mengalami peningkatan cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kerusakan skala besar. Menurut para pemerhati lingkungan, topan, meski teratur, semakin intens dan sering terjadi karena perubahan iklim.

Direktur ActionAid Bangladesh, Farah Kabir, mengatakan pada 2022 telah terjadi keadaan darurat iklim seperti banjir dan kekeringan dalam skala yang belum pernah disaksikan sebelumnya. “Krisis iklim berkembang dan di sini, di Bangladesh, kami merasakan keganasannya,” kata dia.

Studi Institut Bank Dunia pada 2015 memperkirakan sekitar 3,5 juta orang di Bangladesh berisiko mengalami banjir sungai setiap tahun.

Baca: Penembakan Massal di SMA St Louis Missouri AS, 3 Tewas Termasuk Pelaku

REUTERS | AL JAZEERA

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

8 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

8 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

15 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

34 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

35 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

36 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

39 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

43 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya