Ketidakpastian Selimuti Malaysia setelah Pembubaran Parlemen

Reporter

magang_merdeka

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 14 Oktober 2022 07:00 WIB

Perdana Menteri baru Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengambil sumpah jabatan saat pelantikannya di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Agustus 2021. Ismail Sabri Yaakob mengambil sumpah jabatan di depan raja dan pemimpin koalisi lainnya, termasuk mantan perdana menteri Najib Razak. Malaysia Information Department/Khirul Nizam Zanil/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari setelah pembubaran parlemen Malaysia, ketidakpastian melingkupi status majelis negara itu pada Kamis, 13 Oktober 2022.

Parlemen federal dibubarkan pada Senin, 10 Oktober 2022, tetapi pada Kamis siang, tidak ada majelis negara bagian yang dibubarkan untuk membuka jalan bagi pemilu di tingkat kedua yang akan diadakan secara bersamaan.

Baca juga Raja Malaysia Kecewa Parlemen Dibubarkan, Tak Punya Pilihan Selain Setuju

Selama pidato di televisi mengumumkan pembubaran parlemen, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mendesak semua majelis negara bagian, kecuali empat dari mereka, untuk meminta pembubaran.

"Saya mendorong semua pemerintah negara bagian, kecuali pemerintah Sabah, Sarawak, Johor dan Melaka untuk membubarkan majelis negara bagian masing-masing, meskipun beberapa negara bagian telah memutuskan untuk tidak membubarkannya," katanya. .

Advertising
Advertising

“Sebaiknya pemungutan suara negara bagian dan nasional diadakan pada saat yang sama sehingga rakyat tidak terbebani, dan untuk memastikan proses demokrasi berjalan lancar dan biaya berkurang,” ujar Ismail Sabri.

Ia mengatakan, pembubaran parlemen untuk mencegah ketidakharmonisan di Kabinet, setelah menteri Perikatan Nasional menulis kepada raja untuk menyuarakan keberatan mereka atas diadakannya pemilu selama musim hujan tahun ini.

Menurut sebuah laporan Bernama pada Kamis, perdana menteri sementara membantah bahwa keputusannya untuk membubarkan parlemen adalah karena tekanan besar dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu.

Dia menambahkan bahwa sulit baginya untuk terus memimpin pemerintahan ketika para menteri kabinetnya tidak kompak.

Dengan pengecualian Sarawak, pemilu tingkat nasional dan negara bagian biasanya diadakan secara bersamaan di Malaysia.

Untuk saat ini, majelis negara bagian Sabah, Sarawak, Johor dan Melaka keluar dari persamaan karena jajak pendapat diadakan baru-baru ini.

Negara-negara di bawah Pakatan Harapan (PH) dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS) sebelumnya telah mengindikasikan bahwa pemilihan negara bagian hanya akan diadakan tahun depan.

Baca juga Anwar Ibrahim Tolak Ajakan Kerja Sama Mahathir, Ini Alasannya

Komisi Pemilihan akan mengadakan pertemuan khusus pada 20 Oktober untuk membahas dan menetapkan tanggal penting untuk GE15 dan pemilihan sela negara bagian untuk Bugaya di Sabah.

CNA (NESA AQILA)

Berita terkait

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

20 jam lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

2 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

3 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

3 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

4 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

5 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

5 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

6 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya