WNI di Iran Diminta Tak Ikut Unjuk Rasa Kematian Mahsa Amini

Reporter

Daniel Ahmad

Jumat, 7 Oktober 2022 16:00 WIB

Orang-orang memegang papan bertuliskan "Keadilan untuk Mahsa Amini", "Perempuan di Iran harus bebas untuk memutuskan" dan "Kami memiliki hak untuk memutuskan bagaimana kami berpakaian" selama protes atas kematian Mahsa Amini di depan kedutaan besar Iran di Buenos Aires, Argentina, 27 September 2022. REUTERS/Agustin Marcarian

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengkonfirmasi tidak ada WNI yang menjadi korban dari demonstrasi besar-besaran di Iran. Gelombang demonstrasi di Iran dipicu kematian Mahsa Amini, perempuan yang tewas usai ditahan polisi moral karena menggunakan pakaian yang kurang patut.

Judha, mencatat, saat ini ada 397 WNI berada di Iran. Mereka tersebar di 14 kota dan sebagian besar adalah mahasiswa. Menurut Judha, mereka sudah diminta untuk tidak ikut aksi protes.

“KBRI Teheran menyampaikan imbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia di Iran untuk tetap waspada, berhati-hati, dan tidak ikut serta dalam kegiatan politik di sana,” kata Judha Nugraha saat jumpa pers virtual, Jumat, 7 Oktober 2022.

Advertising
Advertising

Wanita membawa bendera dan gambar selama protes atas kematian Mahsa Amini di Iran, di kota Qamishli yang dikuasai Kurdi, timur laut Suriah 26 September 2022. REUTERS/Orhan Qereman

Baca juga: Kenali 11 Mata Uang Negara ASEAN sebelum Berwisata ke Asia Tenggara, Berapa Kurs Rupiahnya?

Orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat di seluruh Iran telah berunjuk rasa sebagai bentuk kemarahan atas kematian Amini. Seperti dilansir Reuters, perempuan Kurdi Iran itu meninggal setelah ditahan di Teheran pada 13 September 2022 karena "pakaian yang tidak pantas".

Kematian seorang gadis berusia 17 tahun sejak dimulainya protes telah menjadi titik fokus kemarahan pengunjuk rasa lainnya. Aktivis di Twitter mengatakan Nika Shakarami terbunuh di Teheran saat berdemonstrasi atas kematian Amini.

Media milik pemerintah Iran menyatakan pada Rabu, 5 Oktober 2022, sebuah kasus peradilan telah dibuka atas kematian Shakarami. Para pejabat mengklaim itu tidak ada hubungannya dengan kerusuhan, dan bahwa dia telah jatuh dari atap dan tubuhnya tidak mengandung luka peluru.

Kelompok-kelompok HAM melaporkan, ribuan orang telah ditangkap dan ratusan terluka dalam tindakan keras yang dilakukan oleh pasukan keamanan termasuk Basij, yakni milisi sukarelawan yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran. Kelompok HAM menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 150 orang.

Judah menambahkan, KBRI Teheran terus memantau dan menjalin komunikasi dengan seluruh WNI di Iran. Mengingat demonstrasi masih berlanjut bukan hanya di Ibu Kota Tehera, tetapi sudah meluas ke provinsi lain di Iran. WNI diminta terus berhati-hati dan segera menghubungi otoritas setempat atau hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat.

Kerusuhan nasional yang dipicu oleh kematiannya telah menjadi tantangan terbesar para pemimpin ulama Iran selama bertahun-tahun. Pengunjuk rasa menuntut pergantian sistem Republik Islam yang didirikan pada 1979.

Baca juga: Rusia Tangkap Kepala PLTN Zaporizhzhia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

1 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

3 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

3 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

3 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

3 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

4 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya