Korban Tewas Bom Sekolah Afghanistan Naik Menjadi 43 Orang, Mayoritas Siswa Perempuan

Reporter

Tempo.co

Senin, 3 Oktober 2022 15:45 WIB

Sebuah bom bunuh diri di sebuah pusat pembelajaran di ibukota Afghanistan Kabul menewaskan sedikitnya 19 orang pada Jumat pagi, kata juru bicara polisi Khalid Zadran. (Twitter)

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di sebuah sekolah di ibu kota Afghanistan pekan lalu telah meningkat menjadi sedikitnya 43 orang. Hal ini diungkapkan misi PBB di Afghanistan, Senin 3 Oktober 2022.

Pelaku meledakkan dirinya di sebelah ruang belajar siswa perempuan yang dipisahkan berdasarkan gender di Dasht-e-Barchi, Kabul pada Jumat lalu. Wilayah itu merupakan kediamana komunitas Muslim Syiah Hazara. Bom meledak ketika ratusan siswa sedang mengikuti ujian praktik menjelang ujian masuk universitas.

“43 tewas, 83 terluka. Anak perempuan & wanita muda adalah korban utama,” kata misi PBB dalam sebuah tweet. Mereka menambahkan bahwa korban diperkirakan bertambah.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun, ISIS yang menganggap Syiah sebagai sesat telah melakukan beberapa serangan mematikan di daerah yang menargetkan anak perempuan, sekolah dan masjid Syiah.

Pihak berwenang Taliban sejauh ini mengatakan 25 orang tewas dan 33 lainnya terluka dalam serangan itu.

Advertising
Advertising

Kembalinya Taliban ke kekuasaan di Afghanistan tahun lalu mengakhiri perang dua dekade melawan pemerintah yang didukung Barat, dan menyebabkan pengurangan kekerasan yang signifikan. Tapi, keamanan mulai memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

Taliban, yang dituduh gagal melindungi minoritas, sering kali mencoba mengecilkan serangan yang menantang rezim mereka.

Serangan Jumat lalu memicu protes sporadis yang dipimpin perempuan di Kabul dan beberapa kota lainnya. Sekitar 50 wanita meneriakkan, "Hentikan genosida Hazara, bukan kejahatan menjadi seorang Syiah," saat mereka berbaris pada Sabtu di lingkungan Dasht-e-Barchi di mana serangan itu terjadi.

Demonstrasi telah dibubarkan oleh pasukan Taliban yang sering melepaskan tembakan ke udara dan memukuli pengunjuk rasa.

Hazara Afghanistan telah menghadapi penganiayaan selama beberapa dekade, ditargetkan oleh Taliban selama pemberontakan mereka terhadap mantan pemerintah yang didukung AS dan oleh ISIS. Keduanya menganggap Syiah sesat.

Pada Mei tahun lalu, sebelum Taliban kembali berkuasa, sedikitnya 85 orang—terutama anak perempuan—tewas dan sekitar 300 orang terluka ketika tiga bom meledak di dekat sekolah mereka di Dasht-e-Barchi.

Sekali lagi, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun, setahun sebelumnya ISIS Afghanistan mengklaim serangan bunuh diri di sebuah pusat pendidikan di daerah yang sama dan menewaskan 24 orang.

Baca juga: Serangan Bom Bunuh Diri di Pusat Pendidikan Afghanistan, 19 Tewas

AL ARABIYA

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

3 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

9 hari lalu

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menggandeng perusahaan sepatu lokal membantu siswa kurang mampu dengan memberikan alas kaki sekolah.

Baca Selengkapnya

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

13 hari lalu

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

Mortir itu ditemukan oleh seorang warga Kamal, Kalideres yang hendak mencuci kaki di keran air depan rumahnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

13 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

16 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

16 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

30 hari lalu

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel ketika pada hari yang sama sekutu dekat AS itu membunuh tujuh relawan WCK di Gaza

Baca Selengkapnya

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

31 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya