Dubes Uni Eropa: Pemanfaatan Hutan Bisa Capai Emisi Nol Bersih

Reporter

magang_merdeka

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 1 Oktober 2022 08:30 WIB

Aktivis lingkungan melakukan aksi demonstrasi di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 16 September 2022. Aksi tersebut memperingati satu tahun kemenangan warga negara untuk hak udara bersih. Meski telah menang, menurut mereka belum ada satu pun putusan hakim yang dijalankan para tergugat yakni Presiden, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri dan Gubernur DKI Jakarta. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Pemanfaatan hutan di Indonesia sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim dan menjadi faktor penting untuk mencapai emisi nol bersih.

Hal ini diungkapkan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket pada pertemuan bertajuk “Muda Bersuara 2022” yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Jumat, 30 September 2022.

“Anda lebih tahu daripada saya betapa kayanya hutan di Indonesia, dan pemanfaatan hutan sangat penting untuk dilakukan. Bukan hanya praktik di masa lalu, namun dilakukan secara bekelanjutan. Kami melihat hal itu berkembang cukup pesat di Indonesia,” katanya.

Hal ini juga diwujudkan olehnya dengan berkolaborasi dengan Gerakan Hutan Itu Indonesia (HII) yang diselenggarakan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 untuk mengadopsi 1.100 pohon di Jawa Barat untuk menggerakkan inisiatif orang-orang demi menjaga hutan dan mengatasi perubahan iklim.

Indonesia menjadi salah satu negara paling rentan di dunia terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca. Sebagai negara tropis, hawa panas dan kelembapan ekstrem akan berdampak pada kesehatan manusia hingga infrastruktur dan produktivitas tenaga kerja.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, demi meningkatkan ambisi iklim dan mendukung negara ini menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045, serta menekan angka kemiskinan ekstrem, Indonesia bekerja sama dengan Uni Eropa yang telah berpengalaman selama beberapa dekade.

“Saya pikir banyak praktisi tahu bagaimana Uni Eropa telah bekerja pada masalah iklim, mungkin sekitar empat atau tiga dekade, sehingga kami memiliki jumlah yang sangat banyak sekarang dan tersedia di tingkat pemerintah, masyarakat sipil, dan perusahaan,” ujarnya.

Piket juga mengungkapkan bahwa, meskipun telah mengalami pasang surut pada harga karbon perdagangan emisi di Uni Eropa selama 30 tahun, hal itu tetap berhasil.

“Itu telah menghasilkan banyak dana, pendanaan sektor swasta untuk investasi karbon, peralatan alami, dan instalasi.”

Oleh karena itu, Piket menyatakan bahwa pemanfaatan hutan di Indonesia adalah agenda yang ingin dia dorong untuk mencapai emisi nol bersih dan mengatasi perubahan iklim di Indonesia.

NESA AQILA

Berita terkait

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

16 jam lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

4 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

4 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

5 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

6 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

7 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya