Protes Kematian Mahsa Amini, Iran Panggil Dubes Inggris dan Norwegia

Reporter

Tempo.co

Minggu, 25 September 2022 20:30 WIB

Demonstran memotong rambut mereka selama protes setelah kematian Mahsa Amini, di depan Gerbang Brandenburg di Berlin, Jerman, 23 September 2022. Aksi protes atas tewasnya perempuan Iran dalam penangkapan polisi moral di negaranya menyebar ke sejumlah negara. REUTERS/Christian Mang

TEMPO.CO, Jakarta - Teheran memanggil duta besar Inggris dan Norwegia karena dinilai campur tangan dan membiarkan liputan media yang bermusuhan dalam demo atas kematian Mahsa Amini yang berujung kerusuhan nasional, kantor berita semi-resmi ISNA mengatakan pada Ahad 25 September 2022.

Aksi unjuk rasa nasioal itu yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22 tahun, saat ditahan oleh polisi moral.

Kementerian Luar Negeri Iran memanggil duta besar Inggris pada Sabtu sebagai tanggapan atas "karakter bermusuhan" dari media berbahasa Persia yang berbasis di London, kantor berita ISNA.

Utusan Norwegia juga dipanggil untuk menjelaskan "sikap intervensionis" dari ketua parlemen negara itu, yang telah menyatakan dukungannya kepada para pengunjuk rasa di Twitter.

Demonstrasi yang pecah lebih dari seminggu yang lalu di pemakaman wanita Kurdi berusia 22 tahun itu telah menyebar ke seluruh negeri dan berubah menjadi gelombang protes terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Advertising
Advertising

Televisi pemerintah Iran mengatakan 41 orang telah tewas, tetapi aktivis menyebut jumlah korban tewas lebih dari 50 orang. Pihak berwenang telah membatasi layanan internet dan seluler untuk mencegah rekaman protes dan tanggapan oleh pasukan keamanan keluar, kata para aktivis.

Presiden Ebrahim Raisi mengatakan Iran menjamin kebebasan berekspresi dan bahwa dia telah memerintahkan penyelidikan atas kematian dalam penahanan Amini, yang ditangkap oleh polisi karena tidak memakai jilbab.

Raisi juga mengatakan bahwa "tindakan kekacauan" tidak dapat diterima dan bahwa Iran harus menangani kerusuhan dengan tegas. Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dia mengatakan liputan luas kasus Amini adalah "standar ganda", menunjuk pada kematian dalam tahanan polisi AS.

Kematian Amini telah menyalakan kembali kemarahan di Iran atas masalah-masalah termasuk pembatasan kebebasan pribadi, aturan berpakaian yang ketat untuk wanita, dan ekonomi yang terguncang akibat sanksi.

Perempuan telah memainkan peran penting dalam protes, melambaikan dan membakar cadar mereka. Beberapa telah secara terbuka memotong rambut mereka ketika orang banyak yang marah menyerukan kejatuhan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Protes tersebut adalah yang terbesar yang melanda negara itu sejak demonstrasi mengenai harga bahan bakar pada 2019, ketika Reuters melaporkan 1.500 orang tewas dalam tindakan keras terhadap pengunjuk rasa - serangan kerusuhan internal paling berdarah dalam sejarah Republik Islam.

Kantor berita resmi IRNA mengatakan pada hari ini seorang anggota Basij, sebuah milisi di bawah payung Garda Revolusi, meninggal karena luka-luka yang diderita dalam bentrokan dengan apa yang disebut perusuh. Insiden ini terjadi di Orumieh di barat laut Iran, di mana 10 juta orang Kurdi Iran tinggal.

Dikatakan kematiannya terjadi pada "titik kritis dalam sejarah 43 tahun revolusi Islam", mengacu pada empat dekade pemerintahan ulama Iran sejak penggulingan Shah. Media pemerintah juga melaporkan 12 cabang bank hancur dalam kerusuhan dalam beberapa hari terakhir, dan 219 ATM telah rusak.

Kelompok hak asasi manusia Iran, Hengaw menggambarkan kota Oshnavieh, juga di barat laut negara itu, sebagai "benar-benar termiliterisasi". Dikatakan kota itu lumpuh, pihak berwenang melakukan penangkapan dan setidaknya lima mayat berada di kamar mayat rumah sakit. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut.

Sabtu malam, akun Twitter aktivis 1500tasvir memuat video protes di distrik Sattarkhan di Teheran barat yang menunjukkan pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun meneriakkan "Jangan takut kita semua bersama-sama", dengan sepeda motor yang tampaknya milik polisi anti-huru hara terbakar di latar belakang.

Sebuah video yang diposting di media sosial pada Sabtu menunjukkan demonstrasi di kota Babol, Iran, dengan para pemuda yang mencoba melepas potret Khamenei dan Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Islam. Sementara di gerbang universitas, para demonstran berteriak "Matilah diktator."

Baca juga: Presiden Ebrahim Raisi Siap Bertindak Tegas Atasi Aksi Protes Kematian Mahsa Amini

REUTERS

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

12 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

2 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

3 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

4 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya