Jumlah Korban Tewas Bentrok di Perbatasan Tajikistan dan Kyrgyzstan Bertambah Jadi 129 Orang

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 September 2022 19:00 WIB

Etnis Uzbeks mengungsi ke dekat perbatasan Kyrgyz-Uzbek, di Kyrgyzstan (12/6) akibat serangan etnis Kyrgyz. AP/D. Dalton Bennett

TEMPO.CO, Jakarta - Kyrgyzstan pada Minggu, 18 September 2022, mengungkap jumlah korban tewas dari konflik di perbatasan dengan Tajikistan naik menjadi 36 orang. Adapun jumlah korban luka-luka sebanyak 129 orang dalam bentrok antar dua negara di wilayah Asia tengah.

Kyrgyzstan dan Tajikistan adalah dua negara, yang sama-sama pecahan Uni Soviet. Bentrokan di perbatasan kedua negara terjadi pada 14 September – 16 September 2022, di mana ketika itu masing-masing negara sampai mengerahkan tank-tank, mortar, roket artileri dan pengerahan drone untuk menyerang sejumlah pos perbatasan serta pemukiman terdekat. Saat itu, jumlah korban tewas setidaknya 54 orang.

Masalah perbatasan di Asia tengah sebagian besar terjadi sejak era Uni Soviet atau ketika Moskow mencoba membagi wilayah antara kelompok-kelompok warga yang pemukimannya terletak di tengah-tengah etnis lain.

Advertising
Advertising

Kyrgyzstan juga mengumumkan telah mengevakuasi sekitar 137 ribu warganya dari area konflik. Adapun Tajikistan belum memberikan jumlah resmi korban akibat konflik perbatasan ini. Akan tetapi, sejumlah sumber keamanan mengatakan ada 30 orang tewas dalam pekan ini.

Dua kubu yang bertikai pada 16 September 2022 sudah setuju untuk melakukan gencatan senjata, yang sebagian besar bertahan meskipun ada sejumlah tuduhan terjadi penembakan.

Sebelum gencatan senjata terjadi, tentara penjaga perbatasan Kyrgyzstan mengatakan pasukan Tajikistan melepaskan tembakan ke pos terdepan pada Jumat pagi, 16 September 2022. Bentrokan terjadi di sepanjang perbatasan dengan pasukan Tajikistan menggunakan tank, pengangkut personel lapis baja, dan mortir.

Akan tetapi, tuduhan itu ditampik Tajikistan dengan menyebut kalau pasukan Kyrgyzstan lebih dulu menembaki salah satu pos terdepannya dan tujuh desa dengan persenjataan berat.

Bentrokan di perbatasan yang tidak berbatas tegas antara dua bekas republik Soviet sering terjadi, tetapi biasanya mereda dengan cepat, meskipun tahun lalu hampir terjadi perang besar.

Sumber: Reuters

Baca juga:Kyrgyzstan Memanas, Mantan Presiden Atambayev Jadi Target Penembakan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

1 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

3 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

5 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

8 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

9 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

9 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya