Putin Turun Tangan, Konflik Mematikan Armenia dan Azerbaijan Mereda

Kamis, 15 September 2022 18:45 WIB

Orang-orang membantu petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api setelah ledakan menghancurkan gudang kembang api di sebuah pusat perbelanjaan di Yerevan, Armenia, 14 Agustus 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior Armenia pada Rabu malam, 14 September 2022, mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah menyepakati gencatan senjata dengan Azerbaijan, setelah dua hari kekerasan terkait perselisihan di wilayah Nagorno-Karabakh. Presiden Rusia Vladimir Putin disebut mengambil andil dalam meredakan konflik dua negara bekas Uni Soviet itu.

Sekretaris Dewan Keamanan Armenia Armen Grigoryan, seperti dikutip kantor berita Rusia, mengatakan kepada televisi Armenia, berkat keterlibatan masyarakat internasional, kesepakatan gencatan senjata telah tercapai.

Pengumuman itu menyatakan gencatan senjata telah berlaku selama beberapa jam. Kementerian pertahanan Armenia sebelumnya mengatakan bahwa penembakan di daerah perbatasan telah berhenti.

Azerbaijan tidak memberikan pernyataan apapun tentang gencatan senjata ini. Awalnya masing-masing pihak saling menyalahkan atas bentrokan baru.

Perselisihan atas wilayah Nagorno-Karabakh.antara Armenia dan Azerbaijan telah berlangsung selama puluhan tahun. Bentrokan terbaru ini adalah yang terburuk sejak 2020.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan beberapa waktu lalu mengatakan kepada parlemen bahwa 105 prajurit Armenia telah terbunuh sejak kekerasan dimulai minggu ini. Sementara Azerbaijan melaporkan 50 kematian militer pada hari pertama pertempuran.

Peran Diplomatik Rusia

Anggota senior majelis tinggi parlemen Rusia, Grigory Karasin mengklaim kepada kantor berita RIA, bahwa gencatan senjata sebagian besar dicapai melalui upaya diplomatik Rusia. Ia menyatakan, Presiden Vladimir Putin telah berbicara dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Putin meminta ketenangan setelah kekerasan meletus dan negara-negara lain menyerukan agar kedua pihak menahan diri.

Rusia adalah kekuatan diplomatik terkemuka di kawasan yang berdekatan dengan Armenia dan Azerbaijan. Moskow punya 2.000 penjaga perdamaian di Armenia. Kremlin menengahi kesepakatan yang mengakhiri pertempuran 2020. Konflik tersebut menewaskan ratusan orang dan dijuluki perang Karabakh kedua.

Dalam pidatonya di parlemen, Pashinyan mengatakan negaranya telah meminta Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin Moskow untuk membantu memulihkan integritas teritorialnya.

"Jika kami mengatakan bahwa Azerbaijan telah melakukan agresi terhadap Armenia, itu berarti mereka telah berhasil menguasai beberapa wilayah," katanya seperti dikutip kantor berita Rusia Tass.

Azerbaijan menuduh Armenia menembaki unit-unit tentaranya. Armenia masuk aliansi militer Moskow dan rumah bagi pangkalan militer Rusia.

Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov dikonfirmasi telah bertemu dengan penasihat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk wilayah Kaukasus, Philip Reeker. Baku disebut mengadu kepada Washington bahwa Armenia harus menarik diri dari wilayah Azeri.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Selasa kemarin menyatakan Rusia dapat atau menggunakan pengaruhnya untuk membantu meredakan masalah ini. Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, dalam panggilan telepon timpalannya dari kedua negara, juga menyerukan pengakhiran serangan terhadap wilayah Armenia.

Armenia dan Azerbaijan telah berperang selama beberapa dekade atas Nagorno-Karabakh, daerah kantong pegunungan yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. Di sisi lain, wilayah itu menjadi rumah bagi penduduk Armenia yang besar.

Pertempuran pertama meletus menjelang akhir pemerintahan Soviet, dan pasukan Armenia menguasai sebagian besar wilayah di dalam dan sekitarnya pada awal 1990-an. Azerbaijan, yang didukung oleh Turki, sebagian besar merebut kembali wilayah-wilayah itu selama enam minggu pada 2020.

Pertempuran sejak itu meletus secara berkala meskipun pertemuan antara Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev bertujuan untuk mencapai penyelesaian damai yang komprehensif.

Baca: Konflik Armenia-Azerbaijan Memanas, Akan Ada Rusia Vs Ukraina Jilid 2?

REUTERS

Berita terkait

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

3 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

7 jam lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

11 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

20 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

1 hari lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

10 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

13 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

18 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

19 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Traveling ke Eropa Tak Melulu Prancis dan Italia, Ada Armenia yang Menarik Dikunjungi

36 hari lalu

Traveling ke Eropa Tak Melulu Prancis dan Italia, Ada Armenia yang Menarik Dikunjungi

Beberapa blogger perjalanan yang mengunjungi Armenia mengaku selalu ingin kembali mengunjungi negara tersebut

Baca Selengkapnya