Pejabat di Amerika Minta Pemulangan Keluarga mantan Anggota ISIS Dipercepat
Reporter
magang_merdeka
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 13 September 2022 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemulangan dan reintegrasi ribuan keluarga anggota kelompok radikal Islamic State (ISIS), yang mendekam di kamp penahanan, yang dikelola Kurdi di Timur Laut Suriah, harus dipercepat. Michael Kurilla, Komandan di Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengatakan banyak penghuni kamp al Hol merupakan anggota keluarga ISIS yang melarikan diri dari ISIS di Baghouz, Suriah pada 2019.
Mereka yang ada di al Hol mayoritas perempuan dan anak-anak. Hampir setengah dari penghuni kamp itu adalah penganut ideologi ISIS dan sebagian dari mereka ingin pulang ke negara asal.
"Kita harus melihat ini dengan empati karena tidak ada solusi militer untuk ini. Satu-satunya solusi adalah memulangkan, merehabilitasi, dan mengintegrasikan kembali anggota-anggota itu di kamp," Kurilla.
Dari 54 ribu penghuni kamp al Hol, separuhnya adalah warga Irak, 18 ribu warga Suriah, dan 8.500 sisanya dari sejumlah negara berbeda, yang mengunjungi kamp tersebut dalam beberapa hari terakhir.
PBB, kelompok-kelompok HAM, dan sejumlah pihak lainnya mengecam suara-suara yang menolak terhadap keluarga mantan anggota ISIS, yang ingin pulang kampung. Pasalnya, PBB melihat kondisi mereka yang ada di kamp tidak manusiawi dan tanpa proses hukum.
Ada beberapa negara bagian yang menolak keras warganya yang ingin kembali (setelah menjadi anggota ISIS). Alasannya, masalah keamanan.
"Yang dibutuhkan adalah negara-negara untuk meningkatkan dan melakukan pekerjaan mereka. Diperlukan agar mereka mengambil dan membawa warganya kembali ke rumah," kata Kurilla pada konferensi pers di Amman, tempat CENTCOM mengadakan salah satu latihan militer terbesar di kawasan itu.
Dia mengatakan kecepatan pemulangan saat ini, mulai 125 orang hingga 150 orang keluarga dari Irak per bulan. Angka itu terlalu lambat dan akan memakan waktu empat tahun untuk menyelesaikannya.
"Itu yang harus kita percepat," katanya.
Selain membantu Irak mempercepat pemindahan tahanan ISIS yang ditahan di Suriah untuk diadili di negara mereka, CENTCOM juga berusaha untuk membawa pulang keluarga para tahanan ISIS di Irak.
Kurilla memperingatkan keamanan di kamp al Hol sangat mengkhawatirkan. Pada tiga minggu lalu, di kamp itu ditemukan senjata dan bahan peledak tersembunyi saat dilakukan pemeriksaan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi. Pemeriksaan dilakukan untuk menekan rekor kekerasan tahun ini, termasuk setelah dua personel SDF tewas di kamp itu.
"Ini menegaskan apa yang telah kita ketahui selama ini, bahwa ada ISIS di kamp itu," tambahnya.
REUTERS
Baca juga: Pengeboman Kedubes Rusia di Afghanistan, ISIS Mengaku Bertanggung Jawab
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.