Dugaan Suap Olimpiade Tokyo 2020, Dua Pejabat di Jepang Ditangkap
Reporter
magang_merdeka
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 7 September 2022 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa penuntut di Jepang pada Selasa, 6 September 2022, mengungkap telah menangkap dua pejabat, yang terlibat dugaan suap sponsor untuk Olimpiade Tokyo 2020. Hal ini terungkap setelah penyelidikan diperluas.
Media di Jepang menyebut, pejabat yang dimaksud jaksa penuntut itu di antaranya mantan Anggota Dewan Tokyo 2020. Surat kabar Nikkei mewartakan penerbit Kadokawa Corp memberikan fulus sebesar 70 juta yen (Rp. 7.3 miliar) kepada sebuah perusahaan yang punya kaitan dengan anggota Dewan Tokyo 2020 Haruyuki Takahashi. Jaksa menduga uang itu untuk membantu perusahaan tersebut menjadi sponsor Olimpiade Tokyo.
Takahashi sudah ditahan setelah ditangkap bulan lalu atas dugaan suap terkait Olimpiade. Media melaporkan jaksa memutuskan untuk kembali menangkap Takahashi agar dapat digali keterangan lebih lanjut.
Sponsor Olimpiade Tokyo lainnya, Aoki Holdings pada Selasa, 6 September 2022 mengatakan jaksa telah mendakwa dua mantan pejabat eksekutif dan seorang pejabat eksekutif atas tuduhan suap. Mereka ditangkap bulan lalu bersama Takahashi, menyusul laporan bahwa Takahashi menerima suap dari Aoki Holdings, yakni perusahaan penjual pakaian.
Sebelumnya harian Sankei pada pekan lalu mewartakan mantan Kepala Aoki, Hironori Aoki, mengaku pada jaksa penuntut memberikan uang tunai kepada ketua panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, dan mantan Perdana Menteri Jepang Yoshiro Mori.
Reuters belum mendapatkan komentar dari Aoki perihal ini. Sedangkan kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Tokyo menolak berkomentar.
Reuters juga tidak dapat menghubungi Mori atau perwakilan hukumnya untuk dimintai komentar. Surat kabar Sankei dalam pemberitaan menyebut Mori membantah menerima uang tunai.
Pada 2020 Reuters pernah mewartakan Takahashi, yang dibayar jutaan dolar oleh Tokyo untuk bekerja demi kesuksesan Olimpiade, mengatakan dia memainkan peran kunci dalam mengamankan dukungan dari mantan pialang kekuasaan Olimpiade yang kemudian dicurigai oleh jaksa Prancis menerima suap untuk membantu tawaran Jepang.
Takahashi mengatakan kepada Reuters pada saat itu, pekerjaannya termasuk melobi anggota Komite Olimpiade Internasional Lamine Diack. Takahashi memberikan hadiah pada Diack, di antaranya kamera digital dan jam tangan Seiko. Dia memastikan tidak ada yang salah dengan pembayaran yang dia terima atau dengan cara dia menggunakan uang itu.
Diack, yang pernah menjadi salah satu orang paling berpengaruh dalam dunia atletik, sudah dijebloskan ke penjara di Prancis pada 2020 atas kasus korupsi. Dia meninggal tahun lalu pada usia 88 tahun.
REUTERS | NESA AQILA
Baca juga: Kasus Korupsi Beasiswa, Polda Aceh: Hasil Audit BPKP Hanya 93 Orang yang Cukup Syarat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini