Uni Eropa Minta Indonesia Ikut Batas Harga G7 untuk Minyak Rusia
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Sita Planasari
Selasa, 6 September 2022 18:30 WIB
Uni Eropa sejauh ini sudah sepakat untuk menghentikan impor minyak dari Rusia dan kebijakan itu secara efektif akan berlaku pada Desember 2022. Menurut Simson, Eropa telah membuat keputusan untuk berhenti membiayai perang Rusia melawan Ukraina karena kekejaman yang mereka lakukan.
"Kami bersedia membayar harga yang lebih tinggi hanya untuk membantu Ukraina menang dan memulihkan kendali mereka atas perbatasan mereka," kata Simson.
Menanggapi kebijakan batas harga G7 tersebut, Kremlin menyatakan, Rusia akan berhenti menjual minyak ke negara-negara yang menerapkan batas harga. Menurut Kantor Presiden Vladimir Putin, batas harga itu diyakini akan mengacaukan pasar minyak global.
Kantor Presiden Rusia juga memastikan telah menghentikan pasokan gasnya ke Nordstream I, satu-satunya pipa yang mengalir dari Moskow ke Eropa. Juru Bicara Kremlin mengatakan tetap tidak akan mengalirkan gas melalui pipa itu sebelum sanksi negara-negara Barat dicabut.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat telah menyuarakan kekhawatiran mengenai embargo Uni Eropa yang dapat memicu perebutan pasokan alternatif. Masalah yang menyertainya seperti peningkatan harga minyak mentah global hingga US$ 140 atau sekitar Rp 2 juta per barel. Menteri Keuangan Janet Yellen mempromosikan batas harga ini sejak Mei 2022 sebagai cara untuk menjaga minyak mentah Rusia tetap mengalir.
Meskipun volume ekspor minyak Rusia turun, pendapatan ekspor minyaknya pada Juni 2022 meningkat sebesar US$700 juta atau sekitar Rp 10,4 triliun dari bulan sebelumnya. Badan Energi Internasional mengatakan bulan lalu, bahwa harga didorong lebih tinggi oleh perang di Ukraina.
Baca juga: Rusia Raup Rp2.353 Triliun dari Ekspor Energi Pasca-Invasi ke Ukraina
DANIEL AHMAD