Korban Tewas dalam Banjir Bandang di Pakistan Bertambah 57 Orang

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 3 September 2022 20:00 WIB

Warga mendorong sepedanya saat melintasi jalanan yang banjir, menyusul hujan dan banjir selama musim hujan di Nowshera, Pakistan, 29 Agustus 2022. Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Pakistan mengatakan bahwa jumlah korban sejak Juni telah mencapai 1.033 orang, dengan 119 orang meninggal dalam sehari. REUTERS/Fayaz Aziz

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Pakistan pada Sabtu, 3 September 2022, bertambah. Dilaporkan ada tambahan 57 korban tewas dalam musibah ini, yang 25 orang di antaranya adalah anak—anak.

Bencana banjir bandang telah membuat Pakistan bergulat dalam menyalurkan bantuan dan operasi penyelamatan besar-besaran, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Aktivitas anak-anak korban banjir saat mengungsi di Dera Allah Yar, distrik Jafferabad, Pakistan, 25 Agustus 2022. REUTERS/Amer Hussain

Advertising
Advertising

Gugus tugas didirikan agar bisa dilakukan koordinasi dan mengikuti arahan langsung dari Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif. Otoritas diperintahkan untuk mencatat jumlah korban dan kerusakan.

Banjir di Paksitan dipicu oleh kondisi musim hujan dan mencairnya sejumlah glasier di pegunungan – pegunungan utara Pakistan. Banjir di Pakistan telah berdampak pada 33 juta orang dan menewaskan setidaknya 1.265 orang. Dari total jumlah korban tewas tersebut, sebanyak 441 orang adalah anak-anak.

Sampai berita ini diturunkan, sejumlah wilayah di Paksitan masih tergenang air. Bencana alam ini, juga diduga dampak dari perubahan iklim.

Tingginya angka anak-anak yang menjadi korban tewas dalam musibah ini, telah menjadi waswas. Pada Jumat, 2 September 2022, UNICEF mengatakan ada potensi jumlah anak-anak yang meninggal dampak dari bencana alam ini, bertambah.

Banjir yang menggenangi satu pertiga wilayah Pakistan tersebut, sebelumnya didahului oleh empat kali gelombang panas dan sejumlah musibah kebakaran hutan. Kepala Kebencanaan Alam Pakistan Akhtar Nawaz menyoroti hal ini sebagai dampak perubahan iklim di negaranya.

“Tahun 2022 membawa sejumlah realitas perubahan iklim yang keras bagi Pakistan. Pada tahun ini, kami tidak mengalami musim semi. Yang terjadi, kami mengalami empat kali gelombang panas hingga menyebabkan kebakaran hutan dalam skala besar di penjuru Pakistan,” kata Nawaz.

Kebakaran hutan yang sangat parah terjadi di wilayah barat daya Provinsi Balochistan. Kebakaran juga menghancurkan hutan kacang pinus dan vegetasi lainnya yang tak jauh dari daerah yang sekarang terendam banjir.

Sumber: Reuters

Baca juga: Apa Itu Hujan Monsun yang Mempengaruhi Banjir Bandang Pakistan?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

8 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

13 jam lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

17 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

2 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

3 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

3 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

4 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya