Kelaparan, 5,5 Juta Warga Nigeria Butuh Bantuan

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 27 Agustus 2022 07:00 WIB

Seorang pekerja amal asal Denmark, Anja Ringgren Loven memberikan minuman pada seorang anak Nigeria yang kurus akibat kelaparan setelah ditinggal mati oleh keluarga karena dianggap penyihir. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Aisha Usman, 14 bulan, berbaring di atas sebuah ranjang kecil di samping ibunya. Matanya yang cekung menatap dengan tatapan kosong. Aisha adalah pasien terbaru yang tiba di pusat perawatan kesehatan akibat kelaparan, yang berujung gizi buruk akut pada anak-anak di timur laut Nigeria.

Di wilayah tersebut, sudah lama terjadi pemberontakan hingga mendesak jutaan orang mengungsi. Para petani terpaksa meninggalkan ladang mereka hingga menyebabkan kekurangan bahan makanan.

Seorang anak yang kekurangan gizi ditimbang berat badannya di sebuah klinik yang dijalankan oleh Dokter di Maiduguri, Nigeria, 29 September 2016. Sebanyak 75.000 anak akan meninggal selama tahun depan dalam kondisi kelaparan jika bantuan tidak cepat datang. AP/Sunday Alamba, File

Advertising
Advertising

Menurut United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), dari 1.74 juta anak-anak usia di bawah 5 tahun di timur laut Nigeria, mengalami gizi buruk akut. Boko Haram dan Islamic State West Africa Province adalah kelompok-kelompok radikal yang di timur laut Nigeria, yang selama 10 tahun terakhir diperangi oleh tentara Nigeria. Pertempuran tersebut telah membat lebih dari 2 juta orang kehilangan tempat tinggal dan menewaskan ratusan orang.

Di Rumah Sakit Damaturu, Ibu Kota Yobe, Fatima Ibu Aisha mengatakan ada hari-hari di mana dia dan keluarganya tidur dalam keadaan kelaparan karena kurangnya makanan. Fatima berasal dari Desa Babangida, yang terletak 50 kilometer dari Ibu Kota Damaturu.

Di Babangida, kelompok radikal berkecamuk hingga memaksa warga desa meninggalkan ladang – ladang mereka. Untuk kebutuhan sehari-hari, Fatima dulunya menjual kayu bakar, namun sekarang pekerjaan itu sudah tak lagi dilakoninya karena terlalu berbahaya untuk menjelajah hutan.

Menurut salah satu badan PBB, OCHA, pada tahun ini dibutuhkan dana sekitar USD 1 miliar (Rp 14 triliun) untuk membantu 5,5 juta orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Dibutuhkan bantuan air untuk di tiga negara bagian, yakni Borno, Adamawa dan Yobe.

Dalam tempo delapan bulan, OCHA sudah mengumpulkan sekitar 42 persen dari dana yang dibutuhkan tersebut. Sejumlah lembaga internasional sudah mengubah pendanaan mereka, di antaranya dengan mengulurkan bantuan ke Ukraina, Ethiopia dan Afghanistan, yang juga sama-sama menghadapi krisis kemanusiaan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Separuh Populasi Tigray Tak Punya Makanan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

15 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

3 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

5 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

8 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya