Demi Ekonomi, Jepang Dorong Generasi Muda Konsumsi Miras Lebih Banyak

Reporter

Tempo.co

Kamis, 18 Agustus 2022 17:00 WIB

Seorang pramusaji membersihkan meja dengan alkohol ketika seorang manekin yang mengenakan pakaian pemandu sorak ditempatkan untuk menjaga jarak sosial di tengah wabah virus corona di restoran bertemakan Cheers One di Tokyo, Jepang, 3 Juni 2020. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang kini tengah gencar mendorong generasi muda untuk mengkonsumsi minuman keras (miras) lebih banyak. Seperti dilansir Sky News Kamis 18 Agustus 2022, upaya ini untuk meningkatkan ekonomi menyusul penurunan pendapatan pajak dari minuman beralkohol.

Pemerintah Jepang telah meluncurkan kompetisi nasional untuk merevitalisasi industri yang telah menyusut karena perubahan demografis, pilihan gaya hidup, dan pandemi virus corona.

Kampanye Sake Viva! digaungkan otoritas pajak Jepang hingga 9 September mendatang. Kompetisi ini mengajak warga berusia 20 hingga 39 tahun untuk mengemukakan ide-ide "produk dan desain" baru untuk "merangsang permintaan miras di kalangan anak muda".

Ini termasuk meningkatkan minuman beralkohol Jepang seperti sake (anggur beras), bir, wiski, anggur atau bir.

"Pasar minuman beralkohol domestik menyusut karena perubahan demografis seperti penurunan tingkat kelahiran dan populasi yang menua. Selain itu ada perubahan gaya hidup akibat dampak infeksi virus corona," kata situs web kampanye otoritas pajak Jepang.

Advertising
Advertising

"Kami meminta kaum muda untuk mengusulkan rencana bisnis mereka sendiri untuk pengembangan dan promosi minuman beralkohol Jepang. Sehingga di saat yang sama, kami akan merevitalisasi industry miras."

Pajak atas produk alkohol menyumbang 5 persen dari total pendapatan Jepang pada 1980. Namun, kontribusinya menyusut menjadi hanya 1,7 persen pada 2020, menurut The Japan Times.

"Seiring bekerja dari rumah membuat kemajuan sampai batas tertentu selama krisis COVID-19, banyak orang mungkin bertanya-tanya apakah mereka perlu melanjutkan kebiasaan minum-minum dengan rekan kerja untuk memperdalam komunikasi," kata seorang pejabat di kantor pajak Jepangkepada surat kabar itu.

"Jika kebiasaan baru mengurangi konsumsi miras terus berlanjut, akan menjadi masalah bagi penerimaan pajak Jepang.”

Baca juga: Dikritik, Penjualan Minuman Beralkohol di Olimpiade Tokyo Resmi Dilarang

SUMBER: SKY NEWS

Berita terkait

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

25 menit lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

4 jam lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

11 jam lalu

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Penyelundupan miras melalui Pelabuhan Tanjung Emas disamarkan sebagai pengiriman tekstil. Mendapat atensi dari Kantor Pusat Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

13 jam lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

2 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya