TEMPO.CO, Jakarta - Sebulan menjelang pelaksanaan Olimpiade Tokyo, penyelenggara pesta olahraga dunia tersebut akhirnya memutuskan untuk melarang penjualan minuman beralkohol di tempat-tempat pertandingan. Namun panitia penyelenggara berencana berkeras mengizinkan pecinta olahraga untuk menyaksikan pertandingan.
Media – media di Jepang sebelumnya mewartakan panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo sedang mempertimbangkan mengizinkan konsumsi alkohol di tempat-tempat pelaksanaan Olimpiade. Hal ini langsung memicu protes dari masyarakat pada awal pekan ini hingga muncul tagar ‘batalkan Olimpiade’.
“Mengikuti nasehat dari para ahli, komite penyelenggara Olimpiade memutuskan untuk menolak penjualan dan konsumsi minuman beralkohol di tempat-tempat pertandingan untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona,” kata Presiden Olimpiade Tokyo Seiko Hashimoto.
Ilustrasi Minuman Beralkohol atau Minuman Keras. REUTERS/Muhammad Hamed
Salah satu sponsor Olimpiade Tokyo Asahi Breweries juga setuju dengan keputusan untuk melarang penjualan minuman beralkohol. Penjualan minuman beralkohol dilarang di dalam dan sekitar wilayah Ibu Kota Tokyo setelah otoritas kesehatan memperingatkan minuman beralkohol bisa mendorong terjadinya close contact, kumpul-kumpul di bar dan bicara yang keras sehingga memicu penyebaran wabah virus corona.
Dalam putusannya, Hashimoto menyatakan pihak berkeras mempertahankan izin agar penonton diperbolehkan masuk ke tempat-tempat pertandingan olahraga. Ahli kesehatan di Jepang menyebut melarang penonton menyaksikan pertandingan secara langsung sebenarnya opsi yang risiko penyebaran virus corona sangat rendah, namun mereka juga harus merekomendasikan bagaimana jika penonton diperbolehkan melihat pertandingan.
Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo pada Senin, 21 Juni 2021 menyebut sekitar 10 ribu penonton lokal akan diperbolehkan masuk area pertandingan. Sedangkan penonton dari luar negeri, tidak diperbolehkan.
Baca juga: Bulu Tangkis: PBSI Soroti Penampilan Gregoria Mariska dan Anthony Ginting
Sumber: Reuters