Covid Naik, Karyawan Jepang Dilarang Ngobrol saat Makan Siang

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 5 Agustus 2022 19:00 WIB

Orang-orang yang memakai masker berjalan di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) di distrik bisnis di Tokyo, Jepang 4 Agustus 2020. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan-perusahaan Jepang menutup kantor atau menangguhkan produksi bersamaan dengan meningkatnya kasus harian Covid-19, sehingga mengganggu bisnis di negara yang sampai sekarang melewati pandemi lebih baik daripada sebagian besar ekonomi maju.

Produsen mobil Toyota dan Daihatsu pekan lalu menghentikan shift lini produksi karena infeksi karyawan. KFC Jepang harus menutup beberapa restoran cepat saji dan memindahkan staf untuk mengisi kekosongan, sementara Kantor Pos Jepang telah menutup sementara lebih dari 200 pusat pengiriman.

Kasus harian Covid di Jepang melonjak melewati negara-negara lain karena dampak penuh dari varian BA.4 dan BA.5 yang mendominasi di seluruh dunia mulai terasa. Jepang memiliki lebih dari 1,4 juta kasus baru selama seminggu terakhir, demikian data Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Jumat, 5 Agustus 2022.

"Kami telah membagi waktu makan menjadi beberapa slot waktu dan menyuruh para pekerja untuk duduk di satu arah dan tidak berbicara sama sekali," kata CFO Subaru, Katsuyuki Mizuma, kepada wartawan baru-baru ini, menjelaskan bagaimana pembuat mobil itu berusaha untuk bertahan dari infeksi dan penghentian kerja.

Kasus Covid yang baru didiagnosis mencapai titik tertinggi sepanjang masa untuk Jepang hampir 250.000 pada Rabu, 3 Agustus 2022. Rawat inap dan kematian juga meningkat tetapi tidak sedrastis gelombang sebelumnya karena prevalensi vaksinasi dan suntikan booster.

Jepang memiliki catatan yang patut ditiru dalam tanggapannya terhadap Covid, meskipun menghindari penguncian namun bisa menekan dan jumlah kematian besar yang menyertai pandemi di tempat lain.

Negara berpenduduk 125,8 juta orang ini memiliki lebih dari 32.000 kematian, sebagian kecil dari jumlah korban di Amerika Serikat yang sudah di atas 1 juta.

Wabah terbaru kemungkinan akan menunjukkan apakah Jepang dapat mempertahankan respons fleksibelnya yang ditujukan untuk "hidup dengan korona" dan membatasi dampak ekonomi, terutama jika gangguan sekarang dirasakan semakin parah dan berlangsung untuk waktu lama.

Advertising
Advertising

"Masih ada kekurangan semikonduktor dan penyebaran virus corona saat ini meningkat," kata juru bicara Toyota pekan lalu. "Masa depan tetap tidak dapat diprediksi."

Otoritas kesehatan menyarankan mereka yang dites positif harus dikarantina selama 10 hari dan kontak dekat mereka harus mengisolasi setidaknya selama lima hari.

Toshihiro Nagahama, kepala ekonom di Dai-ichi Life Group, mengatakan produksi dan ritel akan merasakan pukulan karena orang yang terinfeksi dan kontak dekat mereka tinggal di rumah.

"Seiring meningkatnya infeksi dan kontak dekat, itu tentu akan membebani kepercayaan orang untuk pergi makan, berbelanja, dan sejenisnya," katanya.

Gangguan tersebut memiliki implikasi yang sangat penting bagi pasar kerja yang paling ketat dalam beberapa dekade, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah yang merupakan mayoritas perusahaan Jepang.

Yoshiaki Katsuda seorang ahli kesehatan kerja di Universitas Kesejahteraan Sosial Kansai, mengatakan perusahaan besar dapat mempekerjakan pegawai sementara untuk menggantikan mereka yang harus mengambil cuti. Namun rantai pasokan tetap menjadi momok.

"Jika perusahaan kecil yang memasok produk ... harus tutup untuk waktu lama, maka produksi perusahaan besar bisa terpengaruh," katanya.

Gelombang infeksi juga mengganggu transportasi.

Operator kereta api Kyushu Railway menangguhkan 120 layanan di Jepang selatan pekan lalu ketika 53 anggota awak dinyatakan positif atau menjadi kontak dekat kasus. Mitsui O.S.K. Lines membatalkan empat penyeberangan feri di Jepang barat, dan operator bus OdakyuBus memangkas lusinan rute di sekitar Tokyo.

Pemerintah pusat telah mendelegasikan wewenang pengendalian infeksi kepada pemerintah prefektur, membiarkan mereka meningkatkan tindakan pencegahan sesuai keinginan mereka. Dua belas prefektur telah memberlakukan langkah-langkah dengan fokus pada pembatasan risiko pada orang tua.

Dukungan pada PM Kishida merosot

Dukungan untuk Perdana Menteri Fumio Kishida telah merosot dalam jajak pendapat baru-baru ini ketika Covid melonjak, tetapi penampilan kuat untuk Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dalam pemilihan bulan lalu telah memberinya ruang bernapas, kata Tetsuya Inoue, seorang peneliti senior di Nomura Research Institute.

"Untuk saat ini, Kishida dan pemerintahannya memprioritaskan pemeliharaan kegiatan ekonomi daripada kembali ke tindakan yang sangat ketat terhadap Covid," kata Inoue.

Inoue mengatakan bahwa apa pun hambatan pada ekonomi domestik yang disebabkan oleh gelombang infeksi, masalah yang lebih besar bagi Jepang adalah penguncian di China dan efek langsung yang mereka miliki pada rantai pasokan.

Bantuan untuk perusahaan Jepang dan ekonomi yang lebih luas bisa terlihat. Pakar kesehatan memproyeksikan gelombang infeksi ini akan mencapai puncaknya pada bulan ini.

“Mengingat tren saat ini, kecil kemungkinan infeksi Covid-19 akan terus meluas dalam jangka panjang, dan hanya ada sedikit kebutuhan untuk memberlakukan pembatasan perilaku yang ketat,” kata dokter di Tokyo Foundation for Policy Research dalam sebuah makalah baru-baru ini.

Reuters

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

2 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

3 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

3 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

4 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

4 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

4 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya