Indonesia Izinkan Lagi Pengiriman Pekerja Migran ke Malaysia

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 28 Juli 2022 16:30 WIB

Sejumlah Buruh Migran Wanita berada di penampungan Tenaga Kerja Indonesia di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia, 30 Juni 2016. Tidak punya bekal pendidikan yang memadai, dan pengalaman yang minim, membuat Warga Indonesia kerap menjadi korban oknum untuk bisa memasuki mereka ke negara lain secara tidak sah (ilegal) untuk mengadu nasib menjadi tenaga kerja. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mengizinkan lagi pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI / TKI) ke Malaysia terhitung mulai Senin, 1 Agustus 2022. Izin tersebut diterbitkan setelah Menteri Ketenagakerjaan Indonesia Ida Fauziyah dan Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia M. Saravanan pada Kamis, 28 Juli 2022, menandatangani kesepakatan implementasi MoU soal Ketenagakerjaan dan Perlindungan TKI di Malaysia.

Sebelumnya pada Sabtu 13 Juli 2022, Indonesia memutuskan menghentikan sementara pengiriman TKI untuk semua sektor ke Malaysia. Musababnya ditemukan indikasi penggunaan metode rekrutmen maid online di Malaysia untuk mempekerjakan PMI di sektor domestik. Padahal dalam MoU yang disepakati April lalu, pengiriman resmi TKI harus menggunakan One Channel System (OCS).

Ahmad Mindoru, TKI asal Makasar, Sulawesi Selatan, yang bekerja di perkebunan kelapa sawit, Miri, Sarawak, Malaysia, 16 Maret 2018. TEMPO/Suci Sekarwati

Advertising
Advertising

Dalam keterangan bersama kedua menteri yang diterima Tempo, kesepakatan untuk menerapkan kembali MoU ini dimulai dari Joint Working Group (JWG) pertama antara Indonesia dan Malaysia di Jakarta pada Rabu 27 April 2022. JWG tak menyangkal, ada sejumlah masalah dalam hal kebijakan dan teknis yang mungkin mempengaruhi kelancaran implementasi MoU.

Beberapa langkah-langkah untuk menegakkan MoU tersebut kemudian disetujui. Pertama, kedua menteri menegaskan kembali bahwa OCS merupakan satu-satunya mekanisme perekrutan dan penempatan PMI di Malaysia.

Kedua, OCS diterapkan dengan mengintegrasikan sistem online yang dikelola oleh Perwakilan Indonesia di Malaysia dan yang dikelola oleh Departemen Imigrasi Malaysia sepenuhnya. Sesuai dengan syarat dan ketentuan yang disepakati, sebagaimana diatur dalam MoU.

Ketiga, sebelum penerapan penuh sistem di bawah OCS, kedua menteri setuju untuk memastikan kelancaran aplikasi dan keandalan sistem terintegrasi, proyek percontohan 3 bulan pun harus dilakukan. Ke depannya, kepastian implementasi MoU ini bakal diawasi oleh otoritas terkait di masing-masing negara.

Selain soal penegasan OCS, kedua menteri juga berbagi pandangan soal perlindungan dan kesejahteraan PMI. Isu lain seperti sikap anti-terhadap perdagangan manusia, serta sejumlah masalah residual seperti percepatan deportasi migran tidak berdokumen, terutama mereka yang termasuk dalam kelompok rentan, juga menjadi perhatian.

Baca juga: Kemnaker: Moratorium Pengiriman TKI ke Malaysia Tidak Berlaku bagi yang Sudah Terdaftar

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

13 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

15 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

15 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

20 jam lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

23 jam lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

1 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

1 hari lalu

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

Media asing menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan soal tawaran kewarganegaraan ganda

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

2 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

2 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya