Presiden Italia Tolak Pengunduran Diri Perdana Menteri Mario Draghi

Reporter

Daniel Ahmad

Jumat, 15 Juli 2022 12:16 WIB

Perdana Menteri Italia Mario Draghi tiba untuk melakukan perjalanan dengan Kanselir Jerman dan Presiden Prancis di atas kereta menuju Kyiv setelah berangkat dari Polandia, 16 Juni 2022. Ludovic Marin/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Italia Sergio Mattarella menolak pengunduran diri Perdana Menteri Mario Draghi setelah gejolak politik di Negeri Pizza berisiko membubarkan pemerintah persatuan nasional. Pemerintahan yang dipimpin Draghi baru menjabat kurang dari 18 bulan.

Draghi mengumumkan mundur pada Kamis, 14 Juli 2022 setelah Gerakan Bintang 5, partai koalisi pemerintah, tidak mendukungnya dalam mosi percaya di parlemen. Bintang 5 ingin lepas dari pemerintahan dengan tujuan memerangi kenaikan harga.

"Koalisi persatuan nasional yang mendukung pemerintah ini tidak ada lagi," kata Draghi seperti dikutip Reuters.

Mantan presiden Bank Sentral Eropa atau ECB itu, menyambangi langsung Istana Quirinale di Roma untuk bertemu dengan Presiden Mattarella dan menyerahkan pengunduran dirinya.

Akan tetapi Mattarella, penengah tertinggi dalam politik Italia, mendesaknya untuk berpikir ulang. Mattarella meminta Draghi untuk berbicara di parlemen untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang situasi politik.

Advertising
Advertising

Draghi sendiri diperkirakan akan muncul di parlemen Rabu depan. Sebelum itu dia akan melanjutkan perjalanan kenegaraannya ke Aljazair pada Senin dan Selasa.

Pada April lalu, Italia mencapai kesepakatan dengan Aljazair untuk meningkatkan impor gas sekitar 40 persen. Kesepakatan besar ini adalah bagian dari usaha Italia menemukan pasokan alternatif setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Adapun perpecahan di antara partai-partai politik Italia terjadi akibat inflasi. Respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina juga makin kencang jelang pemilihan umum yang akan diadakan pada paruh pertama 2023.

Koalisi yang dipimpin Draghi mengangkut semua kelompok kepentingan. Dia merupakan perdana menteri keenam Italia dalam dekade terakhir. Terpilih sejak Februari 2021, Draghi dipuji karena membantu mengarahkan Italia melalui krisis virus corona. Dia juga berani tampil di forum internasional.

Mosi tidak percaya telah menjadi titik fokus ketegangan dalam pemerintahan Draghi. Partai Bintang 5 ingin Draghi berbuat lebih banyak untuk membantu wong cilik mengatasi kenaikan inflasi, termasuk dengan cara kenaikan pinjaman pemerintah yang lebih curam.

Draghi mengatakan dia tidak ingin memimpin pemerintahan tanpa Bintang 5, yang muncul sebagai partai terbesar dalam pemilihan sebelumnya pada 2018. Tetapi sejak itu partai mengalami pembelotan dan kehilangan dukungan publik.

Dengan mundurnya Draghi, Mattarella mencoba membujuknya untuk membentuk pemerintahan lain, mencari pemimpin sementara untuk membawa Italia ke pemilihan yang dijadwalkan tahun depan, atau mengadakan pemilihan awal. Italia jarang mengadakan pemilihan lebih awal.

Baca juga: Ketidakpastian Politik di Italia Mengancam Pemerintahan Mario Draghi

SUMBER: REUTERS

Berita terkait

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

2 jam lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

3 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

3 hari lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

3 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

3 hari lalu

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

Uzbekistan, tempat kelahiran Imam Bukhari, seorang periwayat hadis yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

3 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

4 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Berapa Harta Kekayaan Prabowo Subianto?

7 hari lalu

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Berapa Harta Kekayaan Prabowo Subianto?

Jumlah harta kekayaan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mencapai Rp 2,04 triliun. Berikut Rinciannya.

Baca Selengkapnya

Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

7 hari lalu

Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Presiden dibantu Wakil Presiden. Presiden juga dibantu para menteri. Lalu, apa bedanya Wapres dengan menteri?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil, Pengrajin Pigura Panen Pesanan

7 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil, Pengrajin Pigura Panen Pesanan

Pengrajin pigura bergambar Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mulai marak usai penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca Selengkapnya