TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Bintang 5 Italia tidak akan ambil bagian dalam sebuah pemungutan suara mosi percaya yang akan diselenggarakan pada Kamis, 14 Juli 2022 waktu setempat. Ketua Partai Gerakan 5 Bintang Giuseppe Conte mengkonfirmasi hal ini, yang kemungkinan bisa memicu runtuhnya Pemerintah Italia pimpinan Perdana Menteri Italia Mario Draghi.
Partai-partai lain dalam koalisi pemerintah Italia menggertak bahwa mereka akan mundur dari pemerintahan jika Gerakan 5 Bintang memboikot pemungutan suara Senat tersebut. Pada pekan ini Perdana Menteri Draghi menggambarkan dia tidak akan memimpin sebuah pemerintahan tanpa Conte di dalamnya.
Baca Juga:
"Saya memiliki ketakutan yang kuat, September akan menjadi saat ketika banyak keluarga menghadapi pilihan yang mengerikan untuk membayar tagihan listrik mereka atau membeli makanan," katanya, seperti dikutip Reuters.
Conte khususnya menyoroti lonjakan tajam biaya energi. Walau begitu, Dia tetap membuka pintu diskusi dengan Perdana Menteri Draghi untuk mengatasi perbedaan kebijakan.
"Kami benar-benar bersedia berdialog, memberikan kontribusi konstruktif kami kepada pemerintah, kepada Draghi, (tetapi) kami tidak bersedia menulis cek kosong," katanya.
Kantor perdana menteri Italia belum mau berkomentar soal mosi percaya tersebut. Namun, Draghi menyatakan pada Selasa, 12 Juli 2022, jika Gerakan 5 Bintang berhenti mendukung pemerintah, maka langkah selanjutnya akan diserahkan pada Presiden Italia Sergio Mattarella.
Keputusan Gerakan 5 Bintang bisa membuat Italia terperosok dalam ketidakpastian politik, dan berpotensi merusak upaya Italia dalam mengamankan uang miliaran euro dari Uni Eropa. Selain itu, pemilu juga bisa digelar lebih cepat, yakni pada awal musim gugur.
Dua partai koalisi, liga kanan dan kiri-tengah Partai Demokrat mengatakan mempercepat pemilu adalah hasil yang paling mungkin jika pemerintah meledak.
"Jika sebuah partai koalisi tidak mendukung keputusan pemerintah, itu sudah cukup, tampaknya jelas bahwa kita harus menggelar pemilu," kata Ketua Liga Matteo Salvini.
Pemilu Italia sebenarnya dijadwalkan pada paruh pertama 2023. Memajukan pemungutan suara ke musim gugur bukan hal yang lumrah di Italia karena pada periode itu pemerintah biasanya menyusun anggaran yang harus disetujui pada akhir tahun.
Presiden Mattarella meminta Draghi membentuk koalisi persatuan nasional pada awal 2020 untuk membantu negara mengatasi pandemi Covid-19. Upaya itu termasuk membujuk hampir semua partai dari seluruh spektrum politik untuk ambil bagian.
Dukungan Gerakan 5 Bintang ke koalisi Draghi merosot dalam satu tahun terakhir paska-partai fokus pada urusan internal. Dalam beberapa minggu terakhir mereka kritis pada prioritas pemerintah dan menuntut bantuan keuangan yang lebih baik bagi keluarga miskin. Mereka juga menyoroti pendanaan lanjutan dari program kesejahteraan Italia.
Pemungutan mosi percaya di parlemen miliputi bantuan biaya hidup senilai 26 miliar euro atau sekitar Rp 391 triliun. Paket itu juga termasuk ketentuan yang memungkinkan kota Roma membangun insinerator sampah raksasa. Proyek ini selalu ditentang oleh Gerakan 5 Bintang.
REUTERS
Baca juga: Serba Serbi Piala Dunia: Paulo Rossi Antarkan Italia Juara Piala Dunia 1982
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.