Rusia Siapkan Serangan Darat, Krisis Pangan Global Bisa Memburuk?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 12 Juli 2022 17:43 WIB

Dua bocah membentangkan bendera Ukraina saat melihat bangkai tank Rusia yang dipamerkan di Praha, Republik Ceko, 11 Juli 2022. Ukraina dan sekutu baratnya mengatakan perang Putin adalah perampasan tanah bergaya kekaisaran. REUTERS/David W Cerny

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina memperkirakan Rusia akan melakukan serangan darat, menyusul pengeboman dengan rudal yang meluas dan menewaskan lebih dari 30 orang di tengah ancaman memburuknya krisis energi global jika Rusia memotong pasokan minyak dan gasnya.

Staf umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan serangan rudal ke seluruh negeri merupakan persiapan Rusia merebut provinsi Donetsk, dan mengendalikan seluruh jantung industri Donbas.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, Rusia telah melakukan 34 serangan udara sejak Sabtu, 9 Juli 2022, termasuk menghantam apartemen lima lantai yang menewaskan 31 orang dan mengurung puluhan lainnya.

Kantor berita negara Rusia TASS melaporkan serangan Ukraina di kota Nova Kakhovka yang dikuasai Rusia di wilayah Kherson selatan Ukraina menewaskan enam orang dan menyebabkan banyak orang terluka.

"Ada enam orang yang dipastikan [meninggal]. Dan puluhan lainnya terluka, (dengan) luka akibat pecahan peluru," kata laporan itu, mengutip Vladimir Leontyev, kepala pemerintahan sipil-militer Distrik Kakhovka yang ditempatkan Rusia di wilayah Kherson.

"Masih banyak orang di bawah reruntuhan. Yang terluka dibawa ke rumah sakit, tetapi banyak orang terkurung di reruntuhan apartemen dan rumah mereka," kata Leontyev.

Setelah Putin gagal merebut ibu kota Kyiv di awal invasi, pasukannya beralih ke Donbas, di mana dua provinsinya, Donetsk dan Luhansk, sebagian dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014.

Advertising
Advertising

Presiden Vladimir Putin akan menyerahkan kendali Donbas kepada separatis dan pada hari Senin melonggarkan aturan bagi Ukraina untuk memperoleh kewarganegaraan Rusia.

Barat memasok Ukraina dengan senjata dan memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia. Moskow menggunakan cadangan minyak dan gasnya yang besar untuk mendanai perang.

Namun, melonjaknya harga energi dan pangan serta meningkatnya inflasi, membuat sejumlah negara Barat agak mengerem bantuannya ke Ukraina.

Ketergantungan Eropa pada energi Rusia menyita perhatian para pembuat kebijakan dan bisnis karena pipa terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman memulai pemeliharaan tahunan selama 10 hari. Pemerintah, pasar, dan perusahaan khawatir penutupan itu mungkin diperpanjang karena perang.

Kementerian energi dan luar negeri Ukraina mengatakan keputusan Kanada untuk mengembalikan turbin yang diperbaiki ke Jerman untuk pipa gas Nord Stream 1 yang memasok minyak Rusia sama dengan mencabut sanksi.

Zelensky memperingatkan, Kremlin akan menganggap pengecualian sanksi sebagai tanda kelemahan.

Dia mengatakan Moskow sekarang akan mencoba untuk "benar-benar menghentikan pasokan gas ke Eropa pada saat yang paling mendesak. Inilah yang perlu kita persiapkan sekarang. Inilah yang sedang diprovokasi sekarang."

Harga minyak global dapat melonjak 40% menjadi sekitar $140 per barel jika batas harga yang diusulkan pada minyak Rusia tidak diadopsi, kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS, Selasa.

Tujuannya adalah untuk menetapkan harga pada tingkat yang menutupi biaya produksi marjinal Rusia sehingga Moskow mendapat insentif untuk terus mengekspor minyak, tetapi tidak cukup tinggi untuk mendanai perangnya melawan Ukraina, kata pejabat itu.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan membahas implementasi proposal batas harga AS dan perkembangan ekonomi global dengan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki ketika mereka bertemu pada hari Selasa, kata pejabat itu.

Ketika Uni Eropa bersiap untuk memberlakukan embargo bertahap pada minyak Rusia dan melarang asuransi maritim untuk setiap kapal tanker yang membawa minyak Rusia, Yellen melihat pembatasan tersebut sebagai cara untuk menjaga minyak tetap mengalir dan mencegah kenaikan harga lebih lanjut sehingga bisa mencegah resesi.

Sementara Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mendukung rencana produsen gas Gazprom memperluas skema rubel-untuk-gas untuk gas alam cair (LNG).

Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada keputusan yang diambil atau perintah yang disiapkan untuk langkah tersebut.

Pada bulan Maret, Putin mengatakan "negara-negara yang tidak bersahabat" harus membayar gas Rusia dalam rubel, setelah Rusia terputus dari sistem keuangan dunia. Sejumlah klien terbesar Gazprom di Eropa terputus setelah menolak bekerja sama dengan skema pembayaran roubles-for-gas.

Dalam upaya untuk mengurangi kenaikan harga pangan global, Barat bertujuan membuka kembali pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang ditutup oleh blokade Rusia, sehingga Kyiv bisa kembali mengekspor gandum.

Reuters

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

12 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

3 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

4 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya