Centaurus Subvarian Baru Omicron Ditemukan Di India, WHO: 5 Kali Lebih Cepat Menular

Reporter

Tempo.co

Senin, 11 Juli 2022 15:08 WIB

Warga mengikuti Vaksin Booster Covid 19 yang diselenggarakan oleh RSUD Kecamatan Johar Baru di GOR Johar Baru, Jakarta, Selasa 14 Juni 2022. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi dosis tambahan atau booster untuk menekan penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengingatkan evolusi virus Corona subgaris keturunan terbaru dari varian Omicron. Di India, para ilmuwan mendeteksi subvarian baru Omicron yang diperkirakan lebih menular lima kali lipat dibandingkan varian aslinya. Ini terjadi setelah otoritas kesehatan India mencatat peningkatan infeksi virus corona dari 15.000 menjadi 19.000 dalam 10 hari terakhir.

Peningkatan jumlah kasus diperkirakan disebabkan oleh varian yang dikenal sebagai BA.2.75, atau dijuluki Centaurus. Pada tanggal 30 Juni kasus pertama yang disebabkan oleh sublineage ini dilaporkan di India.

Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia, Soumya Swaminathan, menjelaskan tentang karakteristik subvarian yang disebut Centaurus ini. “Subvarian ini memiliki mutasi pada protein yang memungkinkan akses ke sel-sel sehat tubuh, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa Centaurus mungkin lebih menular dan dapat menghindari kekebalan sebelumnya dengan mudah.” Meskipun demikian, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah itu varian yang lebih parah dibandingkan yang lain atau memiliki invasi kekebalan tambahan.

Pejabat di India telah memverifikasi bahwa varian ini telah mendominasi 20 persen dari kasus infeksi baru. Jumlah kasus akibat Centaurus terus naik 18 persen dibandingkan dengan subvarian covid-19 lainnya.

Meskipun demikian, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Centaurus menyebabkan gejala yang lebih serius pada orang yang terinfeksi. Belum jelas benar apakah Centaurus bisa menginfeksi pasien yang telah sembuh dari Covid-19 atau sudah divaksinasi lengkap.

Advertising
Advertising

Sementara itu Doctor of Pharmacy di University of the Basque Country, Gorka Orive, telah menyatakan bahwa subvarian ini menghadirkan hingga 8 mutasi tambahan sehubungan dengan BA.5. Hal ini sebagai sebuah fakta yang dianggap sebagai dampak yang seharusnya dipelajari baik dalam hal infektivitas dan penghindaran kekebalan.

India bukan satu-satunya negara di mana varian ini telah diidentifikasi. WHO telah mengkonfirmasi bahwa varian ini telah terdeteksi di sepuluh negara lain, termasuk Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Selandia Baru, dan Inggris.

Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College London, mengatakan bahwa meskipun tidak ada mutasi yang terdeteksi pada varian baru ini, kombinasi tersebut dapat menyebabkan masalah. “Tidak satu pun dari pasien yang terinfeksi subvarian Centaurus dalam kondisi mengkhawatirkan, namun subvarian ini muncul bersama-sama sekaligus dengan masalah lain,” katanya di akun Twitter-nya.

Baca: Sebulan Terakhir, Lonjakan Kasus Covid-19 Indonesia Tertinggi di Dunia

FORBES

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

6 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

17 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya