PBB Ingatkan Kelaparan Dunia Bakal Naik

Reporter

Tempo.co

Rabu, 6 Juli 2022 23:09 WIB

Seorang anak laki-laki Yaman memanggul jeriken air plastik di dekat keran air hasil sumbangan di Sanaa, Yaman, 28 Oktober 2021. Selain mengalami krisis kelaparan, 15 juta warga di negara yang hancur akibat perang itu juga tidak memiliki akses air minum bersih. Xinhua/Mohammed Mohammed

TEMPO.CO, Jakarta - Data sejumlah badan PBB mengungkap angka kelaparan dunia pada tahun lalu mengalami peningkatan setelah 2020 dihantam pandemi Covid-19. Perang Ukraina dan perubahan iklim mengancam kelaparan dan migrasi massal bakal besar-besaran pada tahun ini.

Diperkirakan lebih dari 828 juta orang atau hampir 10 persen dari populasi dunia akan terdampak oleh kelaparan pada tahun lalu. Pada 2020, ada lebih dari 46 juta orang kelaparan dan lebih dari 150 juta orang pada 2019. Data tersebut dikumpulkan dari data FAO, WFP dan WHO lalu dituangkan dalam laporan keamanan pangan dan nutrisi PBB 2022.

Tingkat kelaparan dunia masih belum banyak berubah pada periode 2015 dan 2019.

Advertising
Advertising

“Ada sebuah bahaya nyata bahwa angka-angka ini akan mengalami kenaikan, bahkan lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan,” kata Direktur Eksekutif WFP David Baesley.

Anak-anak Yaman mengisi jeriken plastik dengan air di dekat keran air hasil sumbangan di Sanaa, Yaman, 28 Oktober 2021. Selain mengalami krisis kelaparan, 15 juta warga di negara yang hancur akibat perang itu juga tidak memiliki akses air minum bersih. Xinhua/Mohammed Mohammed

Menurutnya, kenaikan harga bahan makanan, bahan bakar dan pupuk sebagai dampak perang Ukraina telah mengancam sejumlah negara terpuruk pada kelaparan.

“Dampaknya akan dirasakan secara global adalah ketidakstabilan, kelaparan dan migrasi massal pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. kita harus bertindak sekarang untuk mencegah bencana yang mengancam ini,” kata Baesley.

Rusia dan Ukraina adalah eksportir gandum terbesar dunia ketiga dan keempat. Rusia juga eksporter berpengaruh untuk bahan bakar dan pupuk.

Perang Ukraina telah mengganggu ekspor kedua negara, mendorong kenaikan harga bahan makanan ke level tertinggi dan mendorong aksi protes di negara-negara berkembang. Sebelumnya, kondisi harga bahan makanan sudah mahal karena ganggunga rantai suplai akibat Covid-19.

Laporan PBB yang dipublikasi pada Rabu, 6 Juli 2022, memperingatkan bakal ada sejumlah dampak serius terhadap ketahanan pangan dan nutrisi mengingat konflik, perubahan cuaca yang ekstrim, gejolak ekonomi dan ketidak setaraan, yang masih berlangsung.

Sumber: Reuters

Baca juga: 6 Sinyal yang Diberikan Tubuh saat Lapar, Tidak Selalu Perut Keroncongan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

13 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

17 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Daftar 5 Negara Pemain Judi Online Terbanyak, Indonesia Tertinggi

17 jam lalu

Daftar 5 Negara Pemain Judi Online Terbanyak, Indonesia Tertinggi

Indonesia muncul sebagai negara dengan jumlah pemain judi online terbanyak di dunia, menurut survei DroneEmprit

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

19 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

20 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya