Maradona Diduga Dibunuh, Pengadilan Argentina Segera Sidang Tim Dokter

Reporter

Tempo.co

Kamis, 23 Juni 2022 08:03 WIB

Walter Vazquez menunjukkan tato bergambar wajah Diego Maradona pada lengannya, di kediamannya di Buenos Aires, Argentina, 30 November 2020. Diego Maradona meninggal pada 25 November lalu di usia 60 tahun. REUTERS/Ueslei Marcelino

TEMPO.CO, Jakarta - Delapan orang yang merawat Diego Maradona, segera diadili di pengadilan Argentina atas kasus pembunuhan. Keputusan itu diterbitkan pada Rabu, 22 Juni 2022, menyusul penyelidikan atas kematian sang legenda sepak bola karena serangan jantung November 2020.

Dalam dokumen setebal 236 halaman, hakim mempertanyakan kelalaian masing-masing terdakwa yang menyebabkan dampak bahaya bagi pasien. Delapan orang akan disidang termasuk dokter, perawat dan psikolog yang merawat Maradona pada saat kematiannya.

Mereka dituduh melakukan pembunuhan sederhana, tuduhan serius yang berarti mencabut nyawa orang lain dengan niat. Sebuah dewan medis yang ditunjuk untuk menyelidiki kematian Maradona menyimpulkan pada 2021 bahwa tim medis Maradona bertindak dengan cara yang tidak pantas, tidak tepat, dan sembrono.

Maradona dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terbesar dalam sejarah. Selama bertahun-tahun ia berjuang berjuang melawan kecanduan narkoba dan alkohol.

Mario Baudry, seorang pengacara untuk salah satu putra Maradona, mengatakan bahwa Maradona dalam situasi tidak berdaya pada saat kematiannya. Maradona meninggal pada 25 November 2020 dalam usia 60 tahun. "Begitu saya melihat penyebabnya, saya mengatakan itu pembunuhan. Saya berjuang untuk waktu yang lama dan di sinilah kita, dengan tahap ini selesai," katanya.

Advertising
Advertising

Jaksa Argentina meluncurkan penyelidikan tak lama setelah kematian Maradona di sebuah rumah dekat Buenos Aires. Jaksa juga memerintahkan pencarian properti dokter pribadinya dan menyelidiki orang lain yang terlibat dalam perawatannya.

Terdakwa yang disebutkan dalam putusan itu adalah ahli bedah saraf dan dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, psikolog Carlos Diaz, perawat Gisella Madrid dan Ricardo Almiron, bos mereka Mariano Perroni, dan dokter Pedro Di Spagna dan Nancy Forlini. Para terdakwa telah membantah bertanggung jawab atas kematian Maradona. Hakim mengatakan bahwa pengacara untuk beberapa dari terdakwa meminta kasus diberhentikan.

Vadim Mischanchuk, seorang pengacara untuk Cosachov, mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut. Ia menambahkan bahwa bidang perawatan psikiater tidak ada hubungannya dengan penyebab kematian Maradona.

Kejahatan pembunuhan sederhana di Argentina biasanya menyebabkan hukuman 8 sampai 25 tahun penjara, menurut hukum pidana negara itu. Belum ada tanggal pasti kapan sidang akan digelar.

Baca: Penganut Agama Pemuja Maradona Membuka Gereja Maradonian Pertama di Meksiko

REUTERS

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

7 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

8 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

19 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

20 jam lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

1 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

1 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

1 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

1 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya