Pasangan LGBTQ Ukraina Turun ke Medan Perang, Siap Lawan Rusia

Reporter

Tempo.co

Selasa, 31 Mei 2022 17:32 WIB

Pasangan LGBTQ, Anggota Pertahanan Teritorial Oleksandr Zhygan, 37, dan rekannya Antonina Romanova, 37, berjalan ke stasiun untuk menuju ke garis depan, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di stasiun kereta di Kyiv, Ukraina 25 Mei 2022. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan gay dari Ukraina, Oleksandr Zhuhan dan Antonina Romanova siap bertugas sebagai tentara. Mereka menggunakan lambang unicorn di seragam tentara yang menggambarkan simbol status sebagai pasangan LGBTQ atau lesbian, gay, transgender dan queer.

Anggota komunitas LGBTQ Ukraina yang mendaftar untuk perang telah menjahit gambar unicorn ke tanda pangkat standar tepat di bawah bendera nasional. Praktik ini mengingatkan kembali pada konflik 2014 ketika Rusia menginvasi Ukraina lalu mencaplok Semenanjung Krimea.

Banyak orang sebelumnya meragukan bahwa ada kaum gay yang bergabung sebagai tentara Ukraina. Zhuhan yang berprofesi sebagai aktor, sutradara dan guru drama menjelaskan kepada Reuters. Ia dan pasangannya Romanova mengenakan seragam tentara siap berperang.

"Jadi mereka (komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer) memilih unicorn karena itu seperti makhluk tidak ada yang fantastis."

Zhuhan dan Romanova, yang mengidentifikasi sebagai orang non-biner pindah ke Kyiv dari Krimea pada 2014. Mereka bertemu saat pertunjukan teater.

Advertising
Advertising

Tidak ada yang terlatih dalam penggunaan senjata. Alih-alih bersembunyi di kamar mandi pada awal perang, mereka akhirnya memutuskan harus berbuat lebih banyak.

"Saya hanya ingat bahwa pada titik tertentu menjadi jelas. Kami hanya memiliki tiga pilihan, bersembunyi di tempat perlindungan bom, melarikan diri atau bergabung dengan Pertahanan Teritorial (sukarelawan). Kami memilih opsi ketiga," kata Romanova dilansir dari Reuters, Selasa, 31 Mei 2022.

Bagi Zhuhan dan Romanova, panggilan mereka memberi mereka rasa tanggung jawab tambahan. "Karena apa yang dilakukan Rusia, mereka tidak hanya mengambil wilayah dan membunuh orang-orang. Mereka ingin menghancurkan budaya dan kami tidak bisa membiarkan ini terjadi," kata Zhuhan.

Tugas pertama mereka di sekitar Mykolaiv di Ukraina selatan, sekitar 135 km (80 mil) dari pelabuhan Odesa, yang lalu mengubah hidup mereka. Mereka bertempur di unit yang sama dan awalnya ketakutan. Zhuhan terjangkit pneumonia, namun menurut pasangan itu, rekan-rekan pejuang menerima mereka.

"Tidak ada agresi, tidak ada intimidasi. Itu sedikit tidak biasa bagi yang lain. Tapi, seiring waktu, orang-orang mulai memanggil saya Antonina," kata Romanova.

Ada banyak kejutan saat mereka bergabung dengan unit baru di Kyiv pada tiga bulan kedua. Beberapa dari tim Zhuhan dan Romanova mengetahui pasangan LGBTQ tersebut, tetapi para komandan tidak berada di stasiun.

"Saya sedikit khawatir tentang itu," katanya. "Saya tahu bahwa di beberapa unit, aturannya lebih ketat. Tidak seperti itu di unit (pertama) kami."

Kegelisahan Zhuhan meningkat ketika seorang komandan menjelaskan penolakannya untuk menoleransi homofobia. Seorang perwira yang lebih senior mengatakan satu-satunya hal penting di garis depan adalah menjadi pejuang yang baik.

"Hal yang saya khawatirkan adalah jika saya terbunuh selama perang ini, mereka tidak akan membiarkan Antonina mengubur saya seperti yang saya inginkan," kata Zhuhan.

"Mereka lebih suka membiarkan ibuku menguburku dengan pendeta yang membacakan doa-doa konyol. Tapi aku seorang ateis dan aku tidak menginginkan itu," ujarnya.

Baca: Rusia Angkut Baja dari Mariupol, Ukraina: Penjarahan

REUTERS

Berita terkait

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

15 jam lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

1 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

2 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

3 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

3 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

3 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

3 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

4 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya