Presiden Majelis Umum PBB: G20 dan Indonesia Bisa Bantu Setop Perang Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 30 Mei 2022 09:45 WIB

Menteri Luar Negeri Maladewa Abdulla Shahid berpose setelah wawancara dengan Reuters di New Delhi, India, 16 Januari 2020. REUTERS/Alasdair Pal

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid mengatakan, G20 berkewajiban untuk membantu membimbing komunitas internasional keluar dari masa-masa yang penuh tantangan, termasuk pandemi dan Perang Ukraina. Indonesia, merupakan pemegang Presidensi G20 tahun ini.

Paling tidak, menurut Shahid, ada tiga tugas utama G20 dalam mendukung pemulihan pandemi. Di antaranya, vaksinasi global, membiayai ketahanan sosial ekonomi global, dan menghidupkan kembali multilateralisme.

Ihwal invasi Rusia ke Ukraina, dia menyebutkan semua pihak perlu berupaya untuk bersatu dalam tradisi multilateralisme terbaik. Berdasarkan Laporan Sekretaris Jenderal PBB soal 'Agenda Bersama Kita', PBB mengusulkan diadakannya konferensi tingkat tinggi atau KTT dua tahunan yang mempertemukan anggota PBB, G20, dan lembaga keuangan internasional di bawah payung PBB.

"(Golnya) untuk mempercepat dan meningkatkan pembiayaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pengarahan dan interaksi reguler ini akan membantu membangun kepercayaan serta memajukan agenda pembangunan dan pemulihan," kata Shahid saat diwawancara oleh Majalah Tempo, edisi Sabtu, 28 Mei 2022.

Shahid mengatakan, Indonesia, sebagai bagian dari negara berkembang, merupakan suara penting sebagai Presiden G20, untuk mengangkat isu-isu yang dihadapi negara berkembang. Permasalahan utama yang disoroti Shahid adalah tantangan pembangunan, dampak perubahan iklim, hingga membangun ketangguhan.

"Saya yakin Indonesia akan berhasil menjalankan tanggung jawab ini," kata Shahid, yang juga Menlu Maladewa.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Tujuannya untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Tentara Ukraina melakukan perlawanan keras. Negara-negara Barat juga membantu dengan memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia agar memaksa Moskow menarik pasukannya.

Sudah lebih dari tiga bulan, invasi itu mengakibatkan banyaknya korban warga sipil. Jutaan warga Ukraina juga dipaksa mengungsi keluar dari negaranya.

Dampak ekonomi seperti ketersediaan energi dan krisis pangan juga menjadi ancaman dewasa ini. Perang, sejauh ini masih berlangsung di wilayah timur Ukraina.

IWAN KURNIAWAN, DANIEL AHMAD

Berita terkait

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

2 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

22 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya