TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia membahas ihwal ekspor gandum dari Ukraina dengan pemimpin Prancis dan Jerman. Hal ini diungkapkan Putin melalui panggilan telepon pada Sabtu. Dilansir dari Reuters, Minggu, 29 Mei 2022, menurut Kremli, Putin bersedia membahas cara-cara untuk memungkinkan Ukraina melanjutkan pengiriman gandum dari pelabuhan Laut Hitam.

Rusia dan Ukraina adalah produsen gandum terbesar dunia. Kedua negara ini menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Selain itu Rusia merupakan pengekspor pupuk global utama dan Ukraina adalah produsen utama minyak jagung dan bunga matahari.

“Rusia siap membantu menemukan opsi untuk ekspor gandum tanpa hambatan, termasuk ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam,” kata Kremlin.

Putin juga memberi tahu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz bahwa Rusia siap untuk meningkatkan ekspor pupuk dan produk pertanian. Namun ada syarat yang diminta Putin, yaitu jika sanksi terhadap Moskow dicabut.

Permintaan akan pencabutan sanksi sudah diajukan Putin sebelumnya saat berbincang dengan para pemimpin Italia dan Austria beberapa hari terakhir. Ukraina dan negara-negara Barat menuding Rusia sengaja menciptakan krisis pangan sebagai senjata dalam invasinya ke Kyiv. Akibatnya harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk dunia melonjak.

Di lain pihak, Rusia beralasan situasi tersebut dipicu oleh sanksi Barat terhadap Moskow. Kremlin mengatakan Putin juga mengatakan Rusia bersedia melanjutkan pembicaraan dengan Ukraina.

"Perhatian khusus diberikan pada status negosiasi yang dibekukan karena Kyiv. Presiden Putin mengonfirmasi Rusia bersedia melanjutkan dialog," kata Kremlin.

Baca: Eks Presiden Ukraina Dilarang ke Luar Negeri, karena Pro-Rusia?

REUTERS