Krisis Pangan, Vladimir Putin Salahkan Sanksi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 27 Mei 2022 08:30 WIB

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi berbicara selama konferensi pers di kantor pusat ECB di Frankfurt, Jerman 13 Desember 2018. [REUTERS / Kai Pfaffenbach]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada Kamis melakukan diskusi untuk mencari cara mengatasi krisis pangan internasional. Kremlin menyebut salah satu solusinya jika negara – negara Barat mau mencabut sanksi-sanksi.

“Vladimir Putin menekankan bahwa Federasi Rusia siap untuk membuat sebuah kontribusi yang signifikan dalam mengatasi krisis pangan. Caranya, dengan ekspor gandum dan pupuk, asalkan larangan-larangan yang bermuatan politik dari negara-negara Barat dicabut,” demikian pernyataan Moskow.

Tanaman mati di ladang gandum menandai tempat jatuhnya korban pesawat Malaysia Airlines Flight MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina, 17 Juli 2014. Foto seri berjudul Crime Without Punishment karya Jerome Sessini dari Prancis ini menjadi juara pertama kategori Spot News, Stories, dalam World Press Photo 2015. Thestar.com-Jerome Sessini

Advertising
Advertising

Ukraina telah menggambarkan posisi Rusia sebagai pemerasan. Sedang Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss pada Kamis, 26 Mei 2022, mengatakan Presiden Putin berusaha menahan dunia untuk tebusan dengan cara menjadikan krisis pangan sebagai senjata, padahal krisis pangan terjadi akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Adapun Gedung Putih menyebut belum ada pembicaraan yang digelar untuk melonggarkan sanksi-sanksi pada Rusia, hanya demi mengamankan ekspor gandum.

“Saya merasa ini menjadi tugas saya (untuk berinisiatif diskusi dengan Presiden Putin) karena gravitasi krisis kemanusiaan, yang mungkin berdampak pada kemiskinan dunia,” kata Draghi, yang lebih dulu menelepon Presiden Putin untuk membahas perihal ini.

Menurut Draghi, Presiden Putin mengatakan padanya kalau krisis pangan karena kesalahan sanksi-sanksi.

“Saya tertarik pada masalah yang lebih jelas dan lebih spesifik, yakni mencoba melihat apakah kita bisa membuka blokir (sanksi) agar bisa mendapatkan gandum dalam jumlah yang besar di pelabuhan – pelabuhan Laut Hitam, Ukraina,” kata Draghi, yang juga berencana menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk membahas perihal ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Demo Tolak Sertifikat Vaksin Rusuh, Polisi Italia Tangkap Pejabat Partai

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

18 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

7 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

8 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

9 hari lalu

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Profil Kremlin Moskow Tempat Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia Periode Kelima

9 hari lalu

Profil Kremlin Moskow Tempat Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia Periode Kelima

Vladimir Putin dilantik sebagai Presiden Rusia periode kelima dalam upacara di Kremlin, Moscow pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profil Istana Kremlin.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

10 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

11 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

11 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya