Peneliti Kembangkan Kain Penyerap Karbon, Diproduksi Pemasok H&M di Indonesia

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 23 Mei 2022 07:00 WIB

Koki mengenakan celemek yang terbuat dari kain yang menangkap dan menyimpan karbon dioksida, dalam uji coba teknik yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Tekstil dan Pakaian Hong Kong dengan dukungan dari H&M Foundation, di Stockholm, Swedia, 26 April 2022. REUTERS/Philip O'Connor

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian yang didukung perusahaan pakaian H&M menemukan bahan pakaian yang bisa menyerap karbon di udara.

Menurut Reuters, Jumat, 20 Mei 2022, uji coba telah dilakukan pada celemek yang dikenakan kru sebuah restoran di Stockholm oleh Institut Penelitian Tekstil dan Pakaian Hong Kong (HKRITA).

Lembaga ini mengembangkan serat mengandung amina, sehingga membuat kapas bisa menarik gas karbon dioksida dan menangkapnya, untuk kemudian menstabilkan dan menyimpannya pada permukaan tekstil.

CEO HKRITA Edwin Keh mengatakan, timnya terinspirasi oleh teknik yang digunakan di cerobong asap pembangkit listrik tenaga batu bara untuk membatasi emisi.

"Banyak pembangkit listrik harus membersihkan karbon dioksida sebanyak mungkin dari udara sebelum asap dilepaskan," kata Keh kepada Reuters. "Kami berpikir 'mengapa kita tidak mencoba untuk meniru proses kimia itu pada serat kapas".

Advertising
Advertising

Sebuah T-shirt bisa menyerap sekitar sepertiga dari apa yang diserap pohon per hari, kata Keh. "Kapasitas (menangkap) tidak terlalu tinggi tetapi ini cukup murah untuk diproduksi dan cukup mudah, dan kami pikir ada banyak aplikasi potensial."

Celemek yang digunakan dalam uji coba itu diproduksi oleh pemasok H&M di Indonesia, menggunakan peralatan pabrik yang ada untuk perawatan, kata Keh. "Ini adalah proses kimia yang cukup sederhana."

Celemek setelah digunakan dipanaskan hingga 30-40 derajat Celcius di mana suhu mereka melepaskan CO2 - ke dalam rumah kaca di mana gas diambil oleh tanaman.

H&M Foundation mengatakan inovasi tersebut berpotensi menjadi game changer dalam pengurangan emisi CO2 global.

Proyek untuk mengembangkan tekstil penyerap CO2 masih pada tahap awal, dan kontribusi potensial mereka untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri tekstil masih harus dilihat.

Keh mengatakan bahwa lembaga tersebut sekarang akan mengembangkan teknologinya lebih lanjut, dan mencoba menemukan kegunaan lain, serta cara lain untuk menggunakan atau membuang CO2 yang ditangkap.

HKRITA, yang sebagian dibiayai oleh cabang filantropis pengecer mode Swedia H&M, telah mengembangkan sejumlah inovasi yang bertujuan untuk membuat mode lebih berkelanjutan. Salah satu yang telah mencapai penggunaan skala industri adalah teknik pemisahan serat kapas dan poliester dalam tekstil campuran.

Berita terkait

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

10 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

12 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

14 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Pilihan Tren Warna untuk Musim Panas 2024

24 hari lalu

Pilihan Tren Warna untuk Musim Panas 2024

Memilih pakaian dengan corak dan warna pada musim yang tepat dapat berdampak pada persepsi dalam hal gaya dan mode.

Baca Selengkapnya

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

39 hari lalu

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

Kalimantan Timur menjadi penerima dana karbon pertama Forest Carbon Partnership Facility di Asia Pasifik.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

43 hari lalu

BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

BBKSDA Jawa Timur menargetkan tahun ini bisa mengeluarkan stok karbon dari kawasan konservasinya.

Baca Selengkapnya

Mode Terbaru Koleksi Hermes Musim Gugur 2024

56 hari lalu

Mode Terbaru Koleksi Hermes Musim Gugur 2024

Hermes memperkenalkan koleksi musim gugur

Baca Selengkapnya

Atasi Perubahan Iklim, KLHK: Wajib Urus SRN

1 Maret 2024

Atasi Perubahan Iklim, KLHK: Wajib Urus SRN

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya mengatasi perubahan iklim. beberapa cara dilakukan seperti adanya Sistem Registri Nasional (SRN) Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) yang mencatatkan pelaksanaan aksi mitigasi

Baca Selengkapnya

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

23 Februari 2024

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

PT Pertamina (Persero) proaktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan untuk mencapai target penurunan emisi atau net zero emission 2060. lewat gerakan penanaman 100.000 bibit pohon

Baca Selengkapnya

Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

22 Februari 2024

Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

Kapal kargo Sounion Trader belum lama ini menyelesaikan uji sistem tangkap karbon langsung di atas kapal (onboard carbon capture system).

Baca Selengkapnya