Pakistan Gagalkan Serangan Bom Bunuh Diri Incar Warga Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 16 Mei 2022 21:45 WIB

Petugas polisi dan unit TKP berkumpul di dekat sebuah van penumpang, setelah meledak di pintu masuk Institut Konfusius Universitas Karachi, Pakistan 26 April 2022. REUTERS/Akhtar Soomro

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Pakistan menangkap seorang yang diduga akan melakukan serangan bom bunuh diri di dekat konvoi warga asal Cina di sepanjang Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC).

Penangkapan pada Senin, 16 Mei 2022 itu terjadi dua minggu setelah seorang wanita pelaku bom bunuh diri melakukan serangan di sebuah kampus universitas di Karachi, menewaskan tiga guru Cina dan sopir Pakistan mereka.

Polisi menangkap terduga teroris itu di provinsi Balochistan barat daya yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, kata pernyataan polisi Pakistan.

Terduga pelaku adalah anggota kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA), yang mulai menggunakan militan wanita sebagai pelaku bom bunuh diri, kata polisi. Ini adalah sebuah fenomena baru bagi polisi kontra-terorisme yang lebih terbiasa menangani serangan seperti itu oleh militan Islam.

"Wanita itu ingin menargetkan konvoi warga negara Cina," kata polisi, dan menambahkan serangan itu direncanakan di sepanjang rute Koridor Ekonomi-Pakistan China (CPEC).

Advertising
Advertising

Polisi menemukan bahan peledak dan detonator dari wanita itu dan terungkap rencananya untuk menargetkan warga negara Cina. Tidak ada bukti lain yang dihasilkan untuk mendukung tuduhan polisi.

Pembom bunuh diri Karachi juga anggota BLA, kata pernyataan polisi.

Cina adalah sekutu dekat Pakistan dan CPEC adalah investasi infrastruktur di Pakistan bernilai $65 miliar, bagian dari proyek Belt and Road Initiative Beijing untuk mencari rute perdagangan darat dan laut yang terhubung dengan seluruh dunia.

Balochistan adalah rumah bagi pelabuhan laut dalam di kota Gwadar, yang dikembangkan Beijing di bawah CPEC.

Gerilyawan separatis Baloch mengatakan mereka telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari tambang regional dan sumber daya mineral.

Mereka menyerang pabrik gas, infrastruktur, pasukan keamanan dan kepentingan Cina, yang mereka katakan sama dengan pendudukan tanah dan sumber daya mereka atas nama pembangunan.

Serangan mereka terhadap warga negara Cina telah terjadi sejak jatuhnya ibu kota Afghanistan ke tangan kelompok Islam Taliban pada Agustus tahun lalu.

Taliban menyangkal tuduhan Pakistan bahwa separatis menggunakan tanah Afghanistan untuk melatih gerilyawan dan merencanakan serangan.

Pakistan juga menyalahkan rival bebuyutannya, India, karena mendukung pemberontak, tuduhan yang dibantah New Delhi.

Reuters

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

17 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

19 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

23 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya