Abu-abu di Seputar Motif Pelaku Penembakan Mendiang Paus Yohanes Paulus II

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 13 Mei 2022 23:07 WIB

Paus Yohanes Paulus II menemui pembunuhnya, Mehmet Ali Agca di penjara Rebibbia, Roma, Italia pada 27 Desember 1983. [MIRROR.CO.UK]

TEMPO.CO, Jakarta -Mehmet Ali Agca adalah penembak Paus Yohanes Paulus II pada hari ini di tahun 1981. Motif penembakan masih misterius.

Motif Mehmet Ali Agca, penembak Paus Yohanes Paulus II ini masih menjadi misteri. Ia tercatat mengubah pernyataannya beberapa kali.

Pada 1970-an, Agca pernah bergabung dengan kelompok teroris sayap kanan Turki yang disebut Gray Wolves atau Serigala Abu-abu.

Kelompok ini dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan pejabat publik, penyelenggara buruh, jurnalis, dan aktivis sayap kiri sebagai bagian dari misi mereka membersihkan Turki dari pengaruh sayap kiri.

Gray Wolves ternyata memiliki hubungan dekat dengan politisi sayap kanan, petugas intelijen, dan komandan polisi. Pada Februari 1979, editor surat kabar liberal bernama Abdi Ipekci dibunuh di dekat rumahnya di Istanbul, Turki.

Rencana Lawatan Paus Yohannes ke Turki

Agca pun ditangkap dan didakwa atas kejahatan itu. Sambil menunggu persidangannya, ia melarikan diri dari penjara militer pada November 1979.

Advertising
Advertising

Di selnya, ia meninggalkan sepucuk surat yang terkait rencana perjalanan Yohanes Paulus II ke Turki. Surat itu berbunyi:

Imperialis Barat yang takut akan kesatuan kekuatan politik, militer, dan ekonomi Turki dengan negara-negara Islam yang bersaudara mengirim Komandan Tentara Salib Yohanes Paulus di bawah topeng seorang pemimpin agama. Jika kunjungan yang tidak tepat waktu dan tidak berarti ini tidak dibatalkan, saya pasti akan menembak paus. Inilah satu-satunya alasan saya melarikan diri dari penjara.”

Berikutnya: Keamanan lalu diperketat selama lawatan Paus ke Turki
<!--more-->

Keamanan lalu diperketat selama kunjungan Paus ke Turki, dan tidak ada upaya pembunuhan. Meski begitu, Pengadilan Turki memvonis Agca atas pembunuhan secara in absentia atau tanpa kehadiran tersangka. Agca pun menjadi buron.

Pada 9 Mei 1981, Agca naik pesawat dari Majorca ke Milan dan memasuki Italia dengan nama samaran. Ia menginap di sebuah hotel dekat Vatikan dan pada 13 Mei berjalan ke Lapangan Santo Petrus. Pada saat itulah ia menembak Paus Yohanes Paulus II dengan pistol otomatis Browning 9mm.

Sebuah catatan tulisan tangan ditemukan di sakunya yang berbunyi: “Saya membunuh Paus sebagai protes terhadap imperialisme Uni Soviet dan Amerika Serikat dan terhadap genosida yang sedang dilakukan di Salvador dan Afghanistan.”

Dihukum Seumur Hidup

Setelah ditangkap, Agca mengaku bersalah dan mengatakan bertindak sendiri. Pada Juli 1981, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Pada 1982, ia mengumumkan upaya pembunuhan kepada Paus adalah bagian dari konspirasi yang melibatkan dinas intelijen Bulgaria, yang diketahui bertindak atas nama Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) atau badan intelijen Uni Soviet. Perlu diketahui, Paus Yohanes Paulus II adalah seorang anti-komunis pendukung serikat buruh Solidaritas di negara asalnya, Polandia.

Penembak Paus Yohanes Paulus II, Mehmet Ali Agca [Mirror.co.uk]

Sementara itu, Agca juga merusak pernyataannya sendiri dengan mengklaim ia adalah ‘Mesias baru’. Ia juga mengaku telah menemukan Tuhan, lalu ia mengungkap ketakutan akan keselamatannya sendiri.

Perilaku membingungkannya ini membuat pihak berwenang sulit menentukan apakah itu adalah bentuk ekspresi ketidakstabilan mental atau hanya rencana licik untuk menyembunyikan kebenaran di balik penembakan itu.

Terlepas dari itu, banyak pengamat masih percaya bila Agca adalah agen dinas rahasia Blok Timur. Pada awal 1980-an, dukungan setia Paus Yohanes Paulus II terhadap serikat buruh Solidaritas di Polandia adalah salah satu pukulan pertama dalam kejatuhan komunisme Blok Timur secara bertahap.

Sidang Agca di Roma, Italia berakhir pada 22 Juli 1981 dengan vonis hukuman seumur hidup untuk percobaan pembunuhan.

Setelah 19 tahun, Presiden Italia Carlo Azeglio Ciampi memberikan pengampunan negara pada Agca. Ciampi bertindak atas perintah Paus yang ingin menandai tahun Yobel dengan tindakan grasi penting.

Agca lalu diekstradisi ke Turki. Di sini, ia dipenjara selama 10 tahun atas pembunuhan jurnalis Turki Abdi Ipekci yang ditembak pada 1979. Berkat modifikasi hukum pidana Turki, penembak Paus Yohanes Paulus II itu pun dibebaskan lebih awal, sebagian karena perilaku baiknya di penjara.

AMELIA RAHIMA SARI | IRISH TIMES | HISTORY
Baca: Menara Lonceng Santo Paulus Yohanes II akan Jadi Landmark Kota Katolik Maumere

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

4 hari lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

7 hari lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

7 hari lalu

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

7 hari lalu

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

Tetangga mengenal Brigadir RA sebagai pengawal sekaligus sopir di rumah Mampang tersebut. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

7 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

7 hari lalu

Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

Brigadir RA atau Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard. Dikenal rajin beribadah dan pandai bergaul.

Baca Selengkapnya